JOMBANG, KOMPAS.com - Pada pertengahan Agustus 2021, tiga anak menjalani karantina di tempat isolasi terpusat (isoter) di Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Ketiga anak itu kehilangan ibu mereka yang meninggal karena Covid-19. Peristiwa itu terjadi beberapa jam sebelum mereka masuk ke tempat isoter.
Sebelum kehilangan ibunda, mereka juga telah ditinggalkan sang ayah yang pergi dari rumah beberapa tahun yang lalu.
Ketiga anak tersebut adalah BMR (15), AR (12), serta AF (5). Mereka adalah anak dari FT (39), asal Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.
Tinggal di Pesantren
Kondisi terkini, BMR dan AR resmi menjadi santri di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang.
Adapun adik mereka, AF, kini tinggal di salah satu panti asuhan di wilayah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
BMR dan AR menjadi santri Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, pada Selasa (19/10/2021).
Kakak beradik itu datang ke Pesantren Tambakberas diantarkan paman mereka dan petugas dari Puskesmas Mojowarno.
Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, 2 Pabrik Kayu Lapis di Jombang Manfaatkan Energi Surya
Di Pesantren Tambakberas, keduanya tinggal di Asrama Al-Wahabiyyah 1 Bahrul Ulum.
Asrama pesantren tersebut diasuh oleh Mundjidah Wahab, putri pendiri NU KH Wahab Chasbullah, yang kini menjadi Bupati Jombang.
Kedatangan BMR dan AR disambut oleh Mundjidah. Keduanya langsung diberi jas almamater sebagai simbol keabsahan mereka sebagai santri di Pesantren Tambakberas.
Mundjidah mengaku senang karena BMR dan AR akhirnya mau tinggal dan melanjutkan pendidikan di pesantren.
Sebelumnya, sempat muncul kekhawatiran terhadap masa depan dan pendidikan mereka karena tak lagi memiliki orangtua.
Mereka menjadi yatim setelah Ibunya meninggal dunia karena Covid-19, Minggu (15/8/2021). Sedangkan ayahnya telah pergi dari rumah sejak beberapa tahun lalu.
"Alhamdulillah, kami senang karena mereka mau mondok (masuk pesantren) di sini. Ini sudah kami tunggu-tunggu," kata Mundjidah di Pesantren Tambakberas, Selasa (19/10/2021).