Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kedua Penerapan E-Parking di Medan, Jukir Malah Kebingungan Tak Paham Pakai Uang Elektronik

Kompas.com - 19/10/2021, 13:30 WIB
Kontributor Medan, Daniel Pekuwali,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Parkir elektronik atau e-Parking dengan sistem pembayaran nontunai mulai diterapkan di Kota Medan, Sumatera Utara.

Program ini dirilis langsung oleh Wali Kota Medan, Bobby Nasution pada Senin (18/10/2021).

Bobby menyebutkan, pada tahap awal ini, ada 22 titik lokasi di Medan yang menerapkan e-Parking dan nanti akan diperluas secara bertahap.

Baca juga: Daftar 22 Lokasi E-Parking di Kota Medan dan Tarifnya

Selasa (19/10/2021) pagi, Kompas.com memantau titik-titik yang disebutkan menerapkan e-Parking tersebut.

Lokasi pertama yang didatangi adalah Jalan Pemuda. Sayangnya, di lokasi itu tak satu pun juru parkir (Jukir) yang membawa mesin pembayaran e-Parking.

"Di sini belum ada," kata salah seorang jukir bernama Sarhan.

Baca juga: E-Parking di Medan Berlaku Hari Ini, Bobby Sindir Jukir Ninja: Datang Tak Terlihat, Pulang Tampak

Padahal, jalan ini terhubung dengan Jalan Ahmad Yani, yang beberapa waktu lalu menjadi percontohan program ini sebelum diluncurkan Bobby.

Di sisi kiri dan kanan jalan yang terdiri dari dua ruas itu, seluruhnya masih menerapkan sistem manual.

Sedikit berbeda di Jalan Ahmad Yani. Di sana, memang sudah menerapkan e-Parking.

Hanya saja, jukirnya belum membawa mesin pembayaran.

Para jukir hanya dibekali selembar kartu pengenal yang berisi barcode.

Barcode itu yang nanti akan terhubung dengan dompet digital atau aplikasi pembayaran seperti Ovo atau GoPay dan lainnya untuk membayar parkir.

"Masih kertas macam begini, kan ini waktu itu untuk uji coba. Belum ditukar," kata seorang jukir di sana, Abdul Simanjuntak.

Ruas jalan berikutnya adalah Jalan Irian Barat dan Jalan Jawa yang masuk dalam daftar lokasi e-Parking.

Dua ruas jalan ini malah belum menerapkan e-Parking. Seluruh pembayaran masih dengan sistem manual.

 

Begitu juga dengan di Jalan Cirebon. Hanya terlihat satu jukir yang membawa mesin pembayaran.

Dia pun masih belum terlalu paham cara menggunakan mesin pembayaran berbasis android itu.

Laki-laki paruh baya ini mengalungkan kartu namanya yang tertulis Gindo Siagian.

Dia juga menenteng mesin pembayaran. Namun sejak pagi, dia belum menggunakan mesin itu.

"Belum dipakai, karena belum ada yang keluar," kata Gindo.

Saat ditanya bagaimana cara menggunakan mesin pembayaran itu, Gindo bilang masih belajar.

"Masih belajar sedikit-sedikit. Belum terlalu tahu," katanya.

Baca juga: Cara Menggunakan E-Parking di Kota Medan dan Lokasi Berlaku Sistem Pembayaran Nontunai

Dia bahkan tak mengantongi kartu uang elektronik yang biasanya akan digunakan bila pemilik kendaraan tak memiliki uang elektronik atau aplikasi pembayaran QRis.

"Apa itu," Gindo bertanya balik.

Menurut dia, sistem manual masih lebih baik dari sistem nontunai seperti ini. Apalagi orang tua sepertinya yang masih gagap teknologi menggunakan sistem seperti itu.

Rata-rata di kawasan itu, mulai dari Jalan Bandung, Jalan Palangkaraya, Jalan Jember, Jalan Bogor dan lainnya memang masih menerapkan sistem pembayaran tunai.

Sebagian besar jukir mengaku belum siap menerapkan sistem baru itu.

Kompas.com kemudian memantau sistem parkir di Jalan Zainul Arifin, tempat sistem baru ini diluncurkan pada Senin kemarin.

Kondisinya pun nyaris serupa. Para jukir belum sepenuhnya paham dalam menggunakan mesin pembayaran yang mirip mesin EDC perbankan itu.

Salah seorang jukir, Ahmad Sandi terlihat mengantongi uang elektronik Brizzi yang dikeluarkan oleh BRI.

Namun ketika ditanya kartu itu untuk apa, dia pun tak tahu.

"Tak paham aku ini. Semalam (kemarin) dikasih orang itu pas ada Pak Bobby," katanya.

Sesaat setelah dia menyampaikan itu, ada pengendara anak muda yang hendak masuk ke minimarket di tempat Ahmad berjaga.

 

Dua pemuda itu hendak memarkir sepeda motor mereka.

Ahmad menghampiri mereka sambil menunjukkan mesin pembayaran.

"Ini sudah online bang. Kalau enggak ada kartu atau Ovo, tidak bisa parkir di sini," kata Ahmad.

Dua pemuda tadi memang tak memiliki kartu uang elektronik atau aplikasi lainnya. Mereka kemudian pergi dari sana.

"Seperti inilah, tak mau lagi orang parkir di sini. Pemasukan berkurang," keluh Ahmad.

Padahal, Ahmad sendiri masih punya kartu uang elektronik yang bisa digunakan saat pemilik kendaraan tak bisa membayar nontunai.

Bagi dia, sistem tunai sejauh ini masih lebih bagus dibanding sistem baru itu.

Menurutnya, banyak rekan-rekannya yang kewalahan menggunakan aplikasi pembayaran itu.

Sistem baru ini dinilai lebih ribet dan memakan waktu lebih lama.

"Kita masih ngurus di sini, di sana kendaraan lain sudah lari. Lama prosesnya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com