YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Masih dalam kondisi pandemi Covid-19, Keraton Yogyakarta menggelar perayaan Maulid Nabi 2021 dengan cara sederhana, dengan tidak menggelar Garebeg Maulud yang biasanya digelar dengan arak-arakan prajurit dan gunungan diperebutkan oleh masyarakat.
Tahun ini, Maulid Nabi dirayakan dengan cara membagikan uba rampe rengginang di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta.
Uba rampe yang dibagikan kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta sebanyak 2.700 buah.
Baca juga: Libur Maulid Nabi, ASN Pemkot Surabaya Dilarang Bepergian ke Luar Daerah
Uba rame rengginang dibagikan ke tiga lokasi yaitu Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan Kompleks Kepatihan.
Tak hanya uba rampe Keraton Yogyakarta juga memberikan uang logam dan beras sebagai simbol udhik-udhik yang dibagikan saat perayaan Maulud Nabi
Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono menyampaikan, perayaan dengan sederhana sudah dilakukan sejak tahun 2020 lalu. Dengan cara perayaan seperti ini protokol kesehatan dapat diterapkan secara maksimal.
"Ini untuk menaati anjuran pemerintah sekaligus untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Oleh karena itu, pelaksanaan Garebeg disederhanakan dengan cara membagikan uba rampe saja," jelas dia melalui keterangan tertulis, Selasa (19/10/2021).
Baca juga: ASN di Jatim Wajib Kirim Live Location Saat Libur Maulid Nabi, Ini Penjelasan Kepala BKD
Menurit Condrokirono, walaupun sekarang perayaan Maulid Nabi dilakukan dengam cara sederhana hal itu tidak menghilangkan esensi dari pelaksanaan Garebeg.
Sebab, perayaan Maulud Nabi merupakan perwujudan dari rasa syukur dari raja atas melimpahnya hasil bumi, yang dibagikan kepada rakyatnya.
Selain itu lanjut dia, dalam perayaan kali ini Keraton Yogyakarta juga tidak mengeluarkan Gamelan Sekati.
Sebelum masa pandemi Covid-19, Keraton Yogyakarta biasanya mengeluarkan Gamelan Sekati, yang biasanya ditempatkan di Keraton Yogyakarta dikeluarkan ke Pagongan Masjid Gedhe untuk dibunyikan selama satu minggu.
"Miyos Gangsa (keluarnya Gamelan Sekati dari keraton ke pagongan) dan Kondur Gangsa (kembalinya Gamelan Sekati dari pagongan ke keraton) termasuk udhik-udhik, tidak dilakukan, sama seperti tahun lalu," ucap dia.
Condrokirono menyampaikan, pementasan paket wisata di Keraton Yogyakarta juga masih ditutup.
Tetapi, Keraton Yogyakarta tetap menghadirkan konten melalui akun YouTube yang dikelola oleh Tepas Tandha Yekti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.