Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 SMP Negeri di Kota Blitar Terapkan Aplikasi PeduliLindungi, Bagaimana Nasib Pelajar yang Tak Punya Ponsel?

Kompas.com - 19/10/2021, 11:43 WIB
Asip Agus Hasani,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Sembilan sekolah menengah pertama negeri (SMPN) yang ada di Kota Blitar, Jawa Timur, telah mulai menerapkan aplikasi PeduliLindungi sejak dua pekan lalu.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Samsul Hadi mengatakan, sembilan SMPN ini menjadi percontohan penerapan aplikasi PeduliLindungi bagi sekolah lain. 

"Sebagai program percontohan, seluruh SMP negeri saat ini sudah menerapkan aplikasi PeduliLindungi. Setelah ini, kami akan mulai ke sekolah swasta terutama jenjang SMP," ujar Samsul kepada Kompas.com, Selasa (19/10/2021).

Baca juga: Aplikasi PeduliLindungi Tersebar di Fasilitas Umum, Satgas Yakin Cakupan Vaksin di Blitar Bisa 100 Persen

Samsul mengatakan, persiapan penerapan aplikasi PeduliLindungi di 9 SMPN telah dilakukan sejak Kota Blitar ditetapkan sebagai daerah uji coba penerapan PPPKM Level 1 pada 5 Oktober lalu.

Penerapan aplikasi PeduliLindungi baru benar-benar dapat berjalan pada awal pekan kedua penerapan PPKM level 1 di Kota Blitar.

Lalu, bagaimana dengan nasib pelajar yang tak punya ponsel?

Menurut Samsul, terdapat sejumlah siswa yang memang tak memiliki ponsel pintar (smartphone) dan kompatibel dengan aplikasi PeduliLindungi. Namun jumlahnya diklaim sangat sedikit. 

Ia menilai, hal itu tak menghambat program percontohan penerapan aplikasi PeduliLindungi lantaran tujuan dari program ini terutama adalah fase pengenalan.

"Tujuan utamanya untuk pembiasaan siswa pada aplikasi PeduliLindungi. Kita harapkan mereka akan menyadari bahwa aplikasi ini akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Baca juga: Dua Pekan Uji Coba PPKM Level 1 di Blitar, Wali Kota: Kita Diapresiasi Pak Menko Marves

Samsul menegaskan, program tersebut tidak akan menghalangi siswa yang tidak memiliki ponsel untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

Bagi siswa yang belum memiliki ponsel, lanjutnya, tetap dapat mengikuti kegiatan PTM setelah menjalani skrining kesehatan yang dilakukan jelang kelas dimulai.

"Jadi selama tidak ada kendala pada skrining kesehatan semua siswa tetap bisa mengikuti pembelajaran tatap muka," ujarnya.

Terkait salah satu fungsi aplikasi PeduliLindungi sebagai pendeteksi status vaksinasi, Samsul mengatakan bahwa setidaknya 98 persen dari 9.419 siswa SMP di Kota Blitar sudah divaksin.

Bahkan, lanjutnya, sudah banyak yang sudah mulai mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua.

"Sedikit yang belum divaksin itu rata-rata karena kondisi kesehatan yang belum memungkinkan," kata dia.

Baca juga: Hari ke-13 Uji Coba PPKM Level 1 di Blitar, Satgas Covid-19 Gelar Operasi Yustisi

Namun cakupan vaksin pada tenaga pendidik ternyata justru lebih sedikit yaitu 92,2 persen dari total tenaga pendidik PAUD, TK, SD, dan SMP.

Dari pantauan Kompas.com, di SMPN 1 di Jalan A Yani Kota Blitar, barcode untuk aplikasi PeduliLindungi telah dipasang di setiap pintu masuk ruang kelas.

Kepala SMPN 1 Kateman mengatakan, siswa wajib memindai barcode sebelum masuk ruang kelas.

"Siswa yang tidak memiliki smartphone harus mengikuti skrining kesehatan sebelum masuk ruang kelas. Jadi tidak ada masalah," kata dia.

Selain itu, setiap malam seluruh siswa yang akan mengikuti PTM juga diwajibkan mengirimkan data monitoring kesehatan pada formulir digital yang sudah disediakan.

"Untuk tamu sekolah, tersedia barcode di pintu masuk ruang kantor," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Regional
Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Regional
Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Regional
3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

Regional
Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Regional
Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com