MANADO, KOMPAS.com - Konflik pasca-pemasangan patok batas wilayah di perkebunan Bolingongot, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut), mengakibatkan satu orang tewas.
Korban tewas yakni Armanto Damopolii. Konflik itu juga mengakibatkan empat orang lainnya mengalami luka-luka. Kejadian itu terjadi pada Senin (27/10/2021).
Anak dari Armanto Damopolii, Tasya Damapolii meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut kasus tersebut.
Baca juga: Konflik karena Tambang di Bolaang Mongondow, 1 Orang Tewas dan 4 Luka-luka
Permohonan itu disampaikan Tasya Damopolii melalui video yang kemudian beredar luas di Facebook dan Twitter.
"Kapolri yang yang terhormat, kami ini anak dari almarhum Armanto Damopolii menuntut keadilan untuk ayah kami yang ditembak pada tanggal 27 september 2021 di lokasi perusahaan PT BDL," ujar Tasya, Senin (18/10/2021).
"Pak Presiden Joko Widodo kami minta keadilan mohon dibantu," tambah Tasya.
Tasya mengaku ayah mereka menjadi tulang punggung dan tempat bersandar keluarga.
"Sekiranya mohon dibantu agar kasus ini akan cepat ditindak lanjuti," harap anak korban.
Ia berharap, perusahaan tambang PT Bulawan Daya Lestari (BDL) mau bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Satu orang tewas dan empat lainnya mengalami luka-luka akibat konflik di lokasi pertambangan PT Bulawan Daya Lestari (BDL), Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.