Adi menambahkan saat pandemi Covid-19 melanda, para pembudidaya ikan kerapu sangat terdampak. Harga ikan kerapu anjlok, yakni hanya Rp 30.000 per kilogram.
Padahal, normalnya bisa sampai Rp 80.000.
Namun, mereka tertolong dengan adanya pariwisata tersebut.
Sebab, ketika harga ikan kerapu turun, mereka masih tetap bisa mengolah ikan itu menjadi kuliner yang bisa dipasarkan pada para wisatawan.
“Kami cukup terbantu dengan adanya wisata kampung kerapu ini,” tambah Lutfi, warga sekitar yang menjadi supir kapal boat untuk wisatawan.
Baca juga: Marinir Gelar Latihan Pendaratan Amfibi di Pantai Banongan Situbondo
Dia sudah tiga tahun menjadi supir untuk wisatawan tersebut.
“Alhamdulillah terbantu dengan wisata ini,” tambah dia.
Dia menilai dengan adanya wisata itu, kampungnya juga semakin dikenal sebagai kampung kerapu oleh masyarakat luas.
Hal itu juga berdampak positif bagi para pembudidaya. Sebab, bisa lebih mudah memasarkan hasil panen ikan kerapu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.