Namun, sekarang sudah dipasarkan ke berbagai daerah, bahkan diekspor ke luar negeri.
Selanjutnya, potensi tersebut dibaca oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo pada 2018 lalu. Saat itu, Pemkab ingin memperbanyak destinasi wisata.
“Karena di sini ada potensi kerapu, akhirnya bupati menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata,” tambah dia.
Namun, warga sempat tidak mau dijadikan destinasi wisata, sebab khawatir menganggu aktivitas mereka saat budidaya ikan kerapu.
Namun, pihak desa memberikan edukasi dan pemahaman terkait dampak adanya destinasi wisata.
Baca juga: Vaksin Corner Diluncurkan di Royal Plaza Surabaya, Kuota 300 Orang Per Hari
Seperti akan ada peningkatan ekonomi bagi warga sekitar. Kemudian menyerap tenaga kerja dan semakin memperkenalkan produk kuliner ikan bakar kerapu.
“Akhirnya, warga mau untuk dijadika destinasi wisata,” tutur dia.
Lalu, pada Desember 2018 lalu, wisata kampung kerapu ini diresmika dan beroperasi hingga sekarang.
Pada hari libur, seperti Sabtu dan Minggu, wisatawan yang berkunjung ke tempat ini bisa mencapai 5.000 orang.
Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Kebangkitan wisata bahari ini mampu meningkatkan taraf ekonomi.
Terutama ikan kerapu yang dihasilkan dari budidaya. Warga sudah tak menjual ikan kerapu mentah.
Namun, dioleh menjadi kuliner yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
“Ikan bakar kerapu menjadi kuliner unggulan di sini,” tutur dia.
Warga yang budidaya ikan tersebut cukup banyak. Bahkan, ada sekitar 20 keramba di dalam wisata tersebut.
Warga sekitar diajak utuk mengelola wisata itu, mulai dari menjual produk UMKM di tempat yang sudah disediakan.
“Ada yang jaga loket, jadi petugas kebersihan hingga jualan,” tutur dia.