Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Kisah Keluarga Koruptor Jadi Begal Proyek di Pusaran Korupsi Kepala Daerah

Kompas.com - 18/10/2021, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KISAH kriminal perampokan yang melibatkan ayah dan anak dalam satu keluarga besar ternyata tidak hanya ada di film-film tentang mafia Italia. Di negeri ini kisah seperti itu bukan cuma cerita dalam film, tapi kisah nyata. Seolah-olah lumrah karena begitu sering terjadi.

Paling anyar terjadi di Palembang. Dodi Reza Alex Noerdin menyusul ayahnya, Alex Noerdin, masuk bui.

Sang Ayah terlebih dahulu ditahan Kejaksaan Agung pada 5 Oktober 2021 karena patgulipat pembangunan masjid dan dugaan korupsi pembelian gas bumi.

Baca juga: Jadi Tersangka Kasus Korupsi PDPDE Sumsel, Alex Noerdin Langsung Ditahan 

Tidak lama kemudian, sang anak Dodi Reza dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena permainan fee sejumlah proyek infrastruktur.

Baca juga: KPK Tahan Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin

Tidak tanggung-tanggung, si ayah melakukannya saat menjabat Gubernur Sumatera Selatan, sementara si anak menggarapnya saat menjabat Bupati Musi Banyuasin. Sebelum menjadi gubernur, sang ayah pernah menjadi Bupati Musi Banyuasin.

Kasus ini menunjukkan betapa kronisnya korupsi di Indonesia. Ibarat kanker, sudah stadium empat. Sel-sel kanker korupsi sudah meruyak ke mana-mana. Kemoterapi operasi tangkap tangan (OTT) seolah tak mempan memberantas sel-sel jahat ini.

Apalagi di era pandemi. Rasa malu menjadi kebas. Para tersangka korupsi terlindungi masker. 

OTT yang dilakukan KPK Jumat, 15/10/2021 di Musi Banyuasin dan di Jakarta, menguak modus korupsi konvensional yang selama ini dilakukan para kepala daerah.

Bupati Dodi Reza Alex Noerdin memerintahkan para bawahannya untuk mengatur pemenang lelang proyek. Setiap pemenang lelang nanti “dipalak” untuk menyerahkan commitment fee sebesar 10 persen untuk bupati dan 5 persen untuk bawahannya.

Keuntungan kontraktor 15 persen serta pajak 10 persen. Maka, anggaran real yang tersisa untuk menggarap proyek tinggal 60 persen.

Bisa ditebak, anggaran yang sudah “compang-camping” akan berdampak pada mutu pekerjaan proyek. Warga Desa Sukarami, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, misalnya sudah, sejak lama mengeluhkan kerusakan jalan di daerahnya yang hingga sekarang tidak pernah diperbaiki (Sindonews.com, 27 Mei 2021).

Sebagai kabupaten dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar kedua di Provinsi Sumatera Selatan setelah Kota Palembang, seharusnya Musi Banyuasin bisa melesat menjadi daerah maju.

Dengan luas wilayah mencapai 14.265,96 kilometer persegi, Musi Banyuasin dikaruniai kekayaan tambang minyak dan gas. Sentra-sentra perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan juga berkembang maju di Musi Banyuasin.

Mirisnya, pembangunan yang merupakan hak masyarakat Kabupaten Banyuasin digarong oleh kepala daerahnya sendiri. Sasaran yang dimaling Dodi dan gerombolannya antara lain adalah pembangunan jalan, prasarana pengolahan air bersih, dan sistem distribusi air.

Menambah panjang daftar keluarga koruptor

Kasus bapak anak di Sumatera Selatan dan Musi Banyuasin ini menambah panjang daftar keluarga koruptor di pusaran rasuah para kepala daerah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com