“Saya berhasil menyelamatkan 5 orang semuanya laki-laki. Tiga diantaranya adalah guru pembimbing. Ada yang sampai kesurupan, ngomong yang tidak dimengerti,” ungkapnya.
Sementara Alfin, menurut Yadi berhasil penyelamatkan 7 orang siswa. Sedangkan dua rekannya yakni Yayan dan Raihan masing-masing menyelamatkan satu orang.
Dari 14 orang berhasil diselamatkan tersebut 2 orang kondisinya kritis mungkin karena banyak menelan air sungai.
“Waktu itu sekitar pukul 15.30. Yang tenggelam itu mereka yang berada di bagian tengah. Yang sudah lolos menyeberang dan yang belum menyeberang, pada naik ke atas tanggul sungai dan kemudian langsung ke sekolah termasuk yang berhasil diselamatkan kecuali yang dua yang kondisinya kritis dibawa ke rumah sakit, ” ujar Yadi.
Menurut Yadi, awalnya pihak sekolah menganggap tak ada masalah karena sudah ada 14 orang yang berhasil diselamatkan.
Baca juga: Tragedi Susur Sungai, MTs Harapan Baru Ciamis Terancam Sanksi dari Kemenag
Yadi menduga pihak sekolah kemudian mengabsen siswa yang tak kembali ke sekolah. Awalnya disebut 8 orang, kemudian berubah lagi jadi 9 bahkan terakhir 11 orang.
Lantaran masih ada 11 orang yang belum pulang ke sekolah, akhirnya menjelang magrib tim SAR berdatangan ke lokasi melakukan pencarian bersama warga dengan cara menyelam hingga pukul 21.00.
Saat itu, satu persatu siswa yang semula dinyatakan hilang ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di palung sungai sedalam tiga dan berhasil dievakuasi.
“Jadi total sebenarnya ada 25 orang yang tenggelam di leuwi, 14 berhasil diselamatkan dan 11 orang ditemukan sudah meninggal. Karena kejadian itu, kami tidak jadi mancingnya,” katanya.
Baca juga: Firasat Tuntun Farhan Tak Ikut Susur Sungai Cileueur, Akhirnya Selamat
Sebelum Aditya mati tenggelam, ibunya sempat terganggu kesehatannya dengan merasakan lemas dan tidur seharian selama di rumah.
"Kalau firasat lainnya tidak ada, hanya sebelumnya ibunya mendadak lemas, ingin terus tidur," ujar Tati (49) Bibi korban saat ditemui Tribunjabar.id di depan rumah duka, Sabtu (16/10/2021) pagi.
Ibu dan anak itu tak sempat bertemu atau bersapa layaknya anak dan ibu. Keduanya bertemu sepekan lalu pada 10 Oktober 2021.
Baca juga: Cerita Farhan yang Selamat dari Tragedi Susur Sungai karena Ditegur Pemancing
"Dan tadinya hari Minggu (17/10/2021) besok juga mau jemput lagi, katanya ingin renang lagi. Tapi sekarang, malah begini (meninggal dunia)," kata Tati.
Ia berharap, dengan adanya kejadian yang menimpa keluarganya bisa menjadi peringatan bagi sekolah MTS Harapan Baru tersebut.
"Ini jelas keteledoran sekolah, apalagi guru yang membimbing kegiatan Pramuka. Sampai menyusur sungai seperti itu dan tidak ada izin lagi," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Guru Pembimbing Kesurupan Saat 25 Pelajar MTS Harapan Baru Ciamis Tenggelam dan 11 Meninggal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.