Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Internasional Dibuka, Bandara Hang Nadim Batam Butuh Mesin PCR bagi Wisman

Kompas.com - 17/10/2021, 07:00 WIB
Hadi Maulana,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau hingga kini belum menerima wisatawan mancanegara (wisman) meski pariwisata internasional telah dibuka. 

Kepri diketahui menjadi salah satu jalur masuk pariwisata internasional selain Bali yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.   

Melalui telepon, General Manager Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam, Bambang menjelaskan alasan yang membuat Bandara Hang Nadim Batam belum dapat menerima wisman yang akan masuk melalui wilayah Kepri. 

Baca juga: 7 Kecamatan di Batam Masuk Zona Hijau, Kasus Aktif Covid-19 Tersisa 13 Pasien

"Intinya belum ada tanggal pasti, salah satunya kendala alat pemeriksaan PCR khusus bagi para pendatang dari negara tujuan yang tiba melalui Hang Nadim belum ada," kata Bambang, Sabtu (16/10/2021).

Adapun alat yang dimaksud, menurutnya, masih dalam tahap pembicaraan dengan beberapa laboratorium yang ada di Batam.

Bambang menuturkan, persoalan tersebut juga menjadi topik inti rapat yang digelar bersama instansi eksternal seperti TNI AU, KKP Kelas II Batam, Imigrasi, Bea Cukai dan pihak RSBP Batam.

"Untuk alat PCR khusus ini harus ada, karena waktu yang dibutuhkan lebih singkat. Jadi bagi mereka yang datang, cukup menunggu satu jam saja dan hasil sudah keluar," terang Bambang.

Baca juga: Aturan Baru Penumpang Pesawat ke Batam, Wajib Bawa Sertifikat Vaksin dan Hasil Tes Antigen

Sesuai ketentuan, wisman yang akan masuk ke wilayah Indonesia diwajibkan membawa hasil tes PCR sendiri dan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR ulang di kawasan Bandara Hang Nadim. 

Selain itu, juga perlu pengaturan alur atau flow bagi para wisman selama menunggu hasil PCR.

Bambang menyatakan telah berkunjung langsung ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten untuk memantau alur kedatangan wisman.

Berkaca dari kunjungan di Bandara Soekarno-Hatta, Bambang menuturkan, pihak Hang Nadim akan menyiapkan satu ruang tunggu khusus yang dimanfaatkan untuk menerima para wisman.

"Rencana kami ruang tunggu dua bagian kedatangan Internasional yang akan dimanfaatkan," jelas Bambang.

Baca juga: Bali Terima Wisatawan Internasional, Banyuwangi Kebut Vaksinasi untuk Lindungi Warganya

Namun permasalahannya adalah kondisi Bandara Internasional Hang Nadim tidak seluas Bandara Soekarno-Hatta.

"Untuk itu dari pantauan kita di sini, kita akan modifikasi bagian ruang tunggu dua dan tidak akan dicampur dengan penumpang yang ada di ruang tunggu lain," papar Bambang.

Pihaknya akan menyiagakan alat dan tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan PCR di ruang tunggu tersebut.

Sementara petugas lain yang disiagakan di ruangan adalah petugas KKP hingga Imigrasi guna pemeriksaan dokumen perjalanan.

"Saat ini sebenarnya kapasitas ruang tunggu itu 200 orang. Tapi dengan modifikasi itu, maka maksimal penumpang nanti hanya akan cukup bagi 80 orang saja," ungkap Bambang.

Baca juga: Catat, Ini Jalur Kapal Menuju Sirkuit Mandalika, Bisa Lewat Bali atau Surabaya

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan wisman dari 19 negara sudah bisa melakukan penerbangan internasional ke Kepri dan Bali.

"Sesuai arahan Presiden RI, kami memberikan izin kepada 19 negara untuk bisa melakukan perjalanan menuju Bali dan Kepulauan Riau," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (13/10/2021).

Ke 19 negara tersebut yaitu Saudi Arabia, United Arab Emirates (UAE), Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Perancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.

Negara-negara tersebut dipilih sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena angka kasus terkonfirmasi Covid-19 berada pada level 1 dan 2, dengan angka positivity rate yang rendah.

Ia mengatakan, semua jenis pelaku perjalanan dari 19 negara tersebut dapat masuk ke Bali dan Kepri selama mengikuti persyaratan sebelum dan saat kedatangan, seperti melampirkan bukti vaksinasi lengkap dengan waktu minimal 14 hari sebelum keberangkatan yang dibuat dalam bahasa Inggris, serta memiliki hasil RT-PCR negatif dalam kurun waktu 3x24 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com