Kualitas editing videonya semakin membaik dan menjadi rapi. Subcriber pun terus meningkat berbanding lurus dengan dolar yang didapat.
“Saya ingat sekali gaji pertama saya di YouTube waktu itu sekitar Rp 3 juta lebih yang saya kumpulkan selama beberapa bulan. Setelah itu, setiap bulannya saya rutin mendapat surat cinta pencairan gaji dari Google adsense,” ujar Phesi.
Selain dari adsense, Phesi juga mendapatkan kontrak ekslusif semua brand alat eletronik yang digunakannya saat membuat video.
“Ya, pendapatannya lumayan. Sekarang saya bisa banyak menabung serta menyiapkan rencana pendidikan anak-anak sambil sesekali liburan,” kata Phesi singkat.
Phesi mengatakan, YouTube tidak hanya memberinya keuntungan secara ekonomi, tetapi juga memberi banyak pengalaman.
Keberhasilannya mengelola channel YouTube membuatnya sering diundang untuk berbagi pengalaman menjadi seorang konten kreator.
Ia kerap diundang menjadi pemateri, baik skala lokal dan nasional.
Khususnya di Bengkulu, Phesi banyak menginspirasi para pemuda dan juga ibu-ibu rumah tangga untuk mengelola YouTube.
Para ibu rumah tangga sekarang mengikuti jejaknya dan sukses menjadi YouTuber.
“Beberapa ibu rumah tangga dan anak muda yang awalnya bingung tidak ada penghasilan. Saya kumpulin, ajarin nge-YouTube, lalu mereka sekarang juga sukses dan gaji mereka juga sudah puluhan juta. Tidak lama sekitar enam bulan mereka udah tarik gaji dari Google,” ujar Phesi sambil tertawa.
Bagi Phesi, melihat rekan-rekannya sukses merupakan sebuah keberhasilan yang nilainya lebih dari uang.
Ilmu yang dia berikan dapat bermanfaat bagi orang banyak, terutama bagi mereka yang telah sukses.
Ada trik khusus mendapatkan 555.000 subscriber?
Phesi mengaku tidak memiliki trik khusus untuk menjadi YouTuber dan mendapatkan 555.000 subscriber.
Menurut Pheri, yang terpenting adalah kemauan untu belajar serta konsistensi.