Muslim membenarkan, dirinya mengaku tak sanggup lagi menyelam ke pusaran air karena tubuhnya sudah terasa berat.
Dia bahkan merasa sulit untuk kembali mencapai permukaan.
Dirinya pun melihat para korban seperti berputar-putar di pusaran air bawah muara sungai tersebut.
"Akhirnya saya memilih mencari jalan lagi dari pusaran air bawah untuk menyelamatkan diri saja. Memang di atas seperti ini seperti tenang, padahal di bawahnya berputar pusaran air sangat deras itu Pak," ujar Muslim.
Baca juga: Tragedi Susur Sungai Ciamis, Guru Pingsan Karena Tak Bisa Tolong Siswa
Menurut Muslim, di bawah muara itu tak ada bebatuan sama sekali dan hanya tanah keras yang terbentuk oleh tekanan pusaran air.
Menurutnya para korban lama muncul ke permukaan karena terbawa memutar pusaran air dan bukan menyelip di bebatuan.
"Bukan menyelip di bebatuan, tapi di bawah memutar terbawa arus sungai pusaran air di bawah muara itu. Soalnya, saya menyelam beberapa kali di bawah itu tidak ada batu sama sekali. Batunya terempas pusaran air dan terpental ke aliran sungai yang dangkal. Nah, kalau yang dangkal sungainya itu lihat banyak batunya," kata dia.
Muslim dan Maman serta warga lainnya sempat kebingungan bagaimana caranya mengangkat korban dari pusaran air muara sungai tersebut.
Sampai akhirnya Tim SAR gabungan datang mencoba mengangkat jenazah sampai malam tadi.
"Baru dari sore sampai malam tadi, korban berhasil diangkat di bawah muara sungai pakai alat khusus. Kalau pakai cara ngobeng beberapa kali tak berhasil," ungkap Muslim.
Baca juga: Pelajar SMP di Kota Tegal Gelar Sholat Gaib untuk Korban Susur Sungai di Ciamis
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru Cijantung Kabupaten Ciamis ditemukan tewas tenggelam saat acara susur sungai Pramuka di Sungai Cileueur, Leuwi Ili Desa Utama Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis, Jumat (15/10/2021).
Seluruh korban tewas terbawa arus sungai saat acara Pramuka sekolahnya. Acara itu diikuti oleh siswa dan sejumlah guru.
Insiden tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 13.30 WIB.
Namun, 11 korban baru bisa dievakuasi pada malam hari.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Memet Hikmat menuturkan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan ada beberapa siswa sekolah tersebut yang hilang usai acara susur sungai kegiatan Pramuka.
Baca juga: Bukan Pertama Kali, Tragedi Susur Sungai Siswa SMP Pernah Terjadi Tahun 2020
Pihaknya mendapatkan keterangan pihak sekolah bahwa ada 150 siswa bersama para guru yang turun ke sungai.
Para korban merupakan siswa MTs setingkat SMP yang baru masuk dengan kisaran usia 12 sampai 13 tahun.
Pihaknya pun bersama Tim SAR gabungan berupaya melakukan pencarian sejak siang sampai Jumat malam.
"Iya, pada pukul 20.05 WIB jenazah siswa yang tenggelam sudah ditemukan meninggal 10 orang. Baru sekitar pukul 21.00 WIB lebih ditemukan lagi seorang jadi total 11 orang," jelas Memet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.