YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Hutan pinus di Kalurahan Mangunan, Kapanewon Dlingo, Bantul, DI Yogyakarta, telah dikenal khalayak sebagai salah satu kawasan wisata.
Meski dikunjungi jutaan orang setiap tahunnya, kawasan hutan masih terjaga dan lestari.
Salah satu sosok di balik keasrian hutan tersebut adalah Purwo Harsono. Dia adalah Ketua Koperasi Notowono, Mangunan, Kapanewon Dlingo.
Atas kepeduliannya pada lingkungan, Purwo Harsono pun meraih penghargaan Kalpataru tahun 2021.
"Awalnya saya tidak mau saat akan diajukan, karena cukup berat konsekuensinya," kata Ipung panggilan akrab Purwo Harsono saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (16/10/2021).
Baca juga: Perjuangan Yusri Belasan Tahun Lestarikan Penyu Berbuah Penghargaan Kalpataru
Purwo Harsono menang dalam kategori perintis lingkungan, dan penghargaan Kalpataru yang diserahkan langsung Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di Jakarta, Kamis (14/10/2021).
Adapun penilaiannya adalah pengembangan hutan dari sisi ekonomi pemberdayaan masyarakat, pemeliharaan hutan, hingga fungsi sosial.
Menurut dia, tanpa penghargaan itu pun dirinya terus mengupayakan agar hutan tetap lestari, dan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat melalui pariwisata.
"Untuk pendampingan sudah saya lakukan jauh hari sebelum ada penilaian (kalpataru)," kata Ipung.
Baca juga: Kisah Indra Darmawan, Sarjana Pemulung yang Raih Kalpataru
Pendampingan sudah Ipung lakukan di beberapa desa wisata yang ada di Bantul dan Gunungkidul.
Dari sisi sosial, pihak Koperasi Notowono rutin memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan.
"Apa yang saya lakukan bukan untuk lomba atau apa pun," kata dia.
Baca juga: Kisah Sarjana MIPA yang Jadi Pemulung, Mengecewakan Ibu hingga Raih Kalpataru
Aktivitas itu menimbulkan dampak ekologis bagi lingkungan seperti banjir hingga tanah longsor
"Kalau di Mangunan, setiap menebang atau memanen satu kayu harus menanam dua pohon," kata Ipung.
Baca juga: Uji Coba Buka Wisata Hutan Pinus Mangunan Bantul Temui Kendala, Ini Salah Satunya
Perlu diketahui kawasan hutan pinus Mangunan dikembangkan pertama kali pada tahun akhir 2014 yakni di kawasan destinasi wisata Kaki Langit.
Pada tahun 2015 pengelola membangun kawasan hutan wana wisata, hingga akhirnya berkembang sampai saat ini.
Hingga kini, ada ratusan warga sekitar yang ikut mengelola kawasan wisata hutan pinus Mangunan.
Saat sebelum pandemi ada sekitar 724 orang yang tergabung di sana, namun saat pandemi berkurang menjadi 394 orang.
"Kunjungan wisatawan sebelum pandemi rata-rata 2 jutaan (orang) per tahun," ucap Ipung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.