Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Wanita asal Ponorogo Tewas di Pangkuan Putranya, Diduga Dibunuh Suami

Kompas.com - 15/10/2021, 22:06 WIB
Muchlis,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com – Seorang wanita asal Kabupaten Ponorogo ditemukan tewas di pangkuan putranya, di Jalan Wisma Tirto Agung Asri, Kavling 4, Kelurahan Gununganyar, Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat (15/10/2021) siang.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Mirzal Maulana mengatakan, pihaknya menduga korban tewas dianiaya oleh suami.

Korban adalah Djasmi (46) asal Desa Senepo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.

"Dugaan sementara, suami. Ada dugaan dipukul dengan menggunakan besi, yang dipukulkan di kepala," kata Mirzal, kepada wartawan di lokasi, Jumat.

Baca juga: Kasus Istri Siri Dibunuh Suami di Surabaya, Dipicu Cekcok Dugaan Perselingkuhan, Korban Sempat Hubungi Putranya

Mulanya, kata Mirzal, pihak kepolisian mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa ditemukan mayat seorang wanita dengan bersimbah darah.

Kemudian dilakukan olah TKP dengan tim Inavis Polrestabes Surabaya.

Pada korban Djasmi ditemukan dua luka di bagian pelipis sebelah kiri dan di bagian kepala belakang yang kulit kepalanya mengelupas.

“Setelah mengumpulkan keterangan-keterangan dan temuan ada luka di bagian kening atau pelipis mata sebelah kiri dua luka, kemudian kepala belakang sampek kulit kepalanya terkelupas, sehingga korban kehabisan darah meniggal di pangkuan putranya,” papar Mirzal.

Mirzal menyebutkan, korban sebelum meninggal sempat melakukan komunikasi dengan putranya dengan meminta bantuan bahwa korban sudah tidak kuat lagi dengan kondisi kesakitan.

Berdasarkan pengakuan putra korban, kondisi rumah ibunya sudah terkunci.

"Pada saat putranya datang kondisi pintu rumah sudah terkunci. Tapi, sebelum meninggal sempat komunikasi dengan putranya minta tolong. Karena sudah enggak kuat, karena mungkin kondisinya sudah kehabisan darah," ungkap Mirzal.

 

Pernikahan korban dengan suaminya saat ini merupakan yang ketiga kali. 

“Dapat diinformasikan ibu ini menikah sudah tiga kali dan informasi yang kami dapat sempat si ibu ini sudah komunikasi dengan putranya bahwa menyampaikan ada penganiayaan dari suaminya,” sebut Mirzal.

Polisi kini bergerak untuk mengejar suami korban agar dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

“Jelas hubungan korban dengan pelaku adalah suami istri, saat ini kami tengah mengejar pelaku dengan dibantu oleh jatanras,” pungkas dia.

Baca juga: Usai Bunuh Istri Siri di Surabaya, Pria Ini Kabur Naik Bus lalu Menyerahkan Diri di Nganjuk

Septia Pratama, selaku anak korban yang pertama kali mengetahui ibunya dianiaya mengatakan, sebelumnya dirinya sedang bekerja.

Sekitar pukul 10.30 WIB dia ditelepon oleh ibunya.

"Waktu ibu telepon itu bilang dipukuli. Dan rumah dikunci dari luar. Saya kaget, terus teleponnya ditutup. Saya kemudian izin pulang. Itu sekitar pukul 10.30 WIB kalau enggak salah," cerita dia.

Septia kemudian masuk ke dalam rumah dan mencari ibunya.

Setelah melihat ibunya sudah terkapar dengan bersimbah darah, Septi memangku ibunya yang diduga sudah meninggal dunia karena terlalu banyak mengeluarkan darah dari kepalanya.

Septia lantas meminta bantuan dengan melapor ke pihak keamanan setempat, hingga kemudian diteruskan ke pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com