Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pembunuhan Petani di Riau, Berawal Ajakan Pesta Sabu hingga Mayat Ditemukan Terikat Tali Tambang

Kompas.com - 15/10/2021, 19:15 WIB
I Kadek Wira Aditya

Editor

PEKANBARU, KOMPAS.com - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Rokan Hilir (Rohil), Riau akhirnya mengungkap kasus mayat pria yang ditemukan mengapung di sungai dengan kondisi tangan terikat tali tambang.

Adapun mayat itu diketahui pria seorang petani berinisial S (32), warga Sei Meranti, Kecamatan Tanjung Medan, Rohil yang ditemukan pada Rabu (6/10/2021).

Baca juga: Duduk Perkara Kasus Mayat Terikat Tambang, Pelaku Dendam Anaknya Dihamili, Korban Diajak Pesta Sabu Sebelum Dihabisi

Korban diketahui menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh enam orang pelaku.

Mereka di antaranya AW (19), AN (24), dan SP (54) yang diamankan pada, Senin (11/10/2021).

Kemudian, pelaku berinisial AD, IO, dan BG, yang masih dilakukan pengejaran oleh kepolisian.

Baca juga: Merasa Pernah Diracuni, Pria Ini Bunuh Istri Sirinya di Hotel

Kapolres Rohil AKBP Nurhadi Ismanto mengungkapkan, pembunuhan itu telah direncanakan oleh para pelaku.

Mulanya, para pelaku sudah merencanakan untuk membunuh korban, Senin (27/09/2021) malam, saat berada di Sumatera Utara (Sumut).

Kemudian, para pelaku memancing korban yang berprofesi sebagai petani ini dengan cara mengajak pesta narkoba jenis sabu.

Pada Selasa (28/09/2021), korban kemudian pergi sekitar pukul 15.00 WIB meninggalkan rumah dan memberitahu kepada pelapor bahwa korban akan menjumpai saudara AD.

Sejak saat itu, korban kemudian tak kembali dari rumahnya.

"Korban awalnya dianiaya. Setelah itu, korban dimasukkan ke mobil lalu diikat dan dibuang ke sungai dengan diberi pemberat batu bata. Sedangkan untuk sepeda motor korban dipreteli mengubah bentuk kendaraan," ungkap Nurhadi.

Mayat korban lalu ditemukan mengapung di aliran Sungai Bagan Nenas, Kecamatan Tanjung Medan, Rohil, Rabu (6/10/2021), pukul 10.00 WIB yang ditemukan oleh warga.

Kondisi korban saat ditemukan dalam keadaan kedua tangan terikat ke belakang dengan tali tambang dan leher terikat tali.

Berdasarkan hasil dari olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi saat itu menyimpulkan bahwa korban dipastikan telah dibunuh.

Kasatreskrim Polres Rohil AKP Eru Alsepa bersama Polsek Pujud dan dibantu anggota Jatanras Polda Riau pun memburu pelaku.

Tiga orang pelaku akhirnya ditangkap berinisial AW (19), AN (24), dan SP (54) yang diamankan pada Senin (11/10/2021).

Sementara tiga pelaku lainya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Motif para pelaku pembunuhan

Nurhadi menjelaskan, motif pembunuhan yang dilakukan para pelaku adalah karena dendam.

Adapun anak dari pelaku berinisial SP, diketahui telah dihamili oleh korban.

"Pelaku sakit hati dan dendam karena anaknya dihamili oleh korban," ujar Nurhadi.

Korban, kata Nurhadi, sebelumnya juga pernah pernah melakukan perselingkuhan dengan guna-guna dan berlanjut kepada anak SP yang jadi korban hingga hamil.

Kendati demikian, para pelaku yang telah ditangkap itu kini dijerat dengan Pasal 340 dan Pasal 348 KUHP, dengan ancaman hukuman mati atau penjara maksimal seumur hidup.

(Penulis Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Warga Lombok Timur Terluka Parah Diserang Babi Hutan Saat Berladang

3 Warga Lombok Timur Terluka Parah Diserang Babi Hutan Saat Berladang

Regional
Dentuman dan Erupsi di Gunung Ruang Sulut, 838 Warga Dievakuasi

Dentuman dan Erupsi di Gunung Ruang Sulut, 838 Warga Dievakuasi

Regional
Awal Mula Terungkapnya Kasus Pria Dibunuh dan Dicor Tukang Kebun di Bandung Barat

Awal Mula Terungkapnya Kasus Pria Dibunuh dan Dicor Tukang Kebun di Bandung Barat

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Regional
Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Regional
Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Regional
Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Regional
Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Regional
Aduan Tarif Parkir 'Ngepruk' di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Aduan Tarif Parkir "Ngepruk" di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Regional
Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Regional
Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com