Kementerian Perdagangan, kata Sukarman, belum lama ini menunjuk Bulog sebagai penyedia dan penyalur jagung yang dijanjikan Jokowi.
Namun, pengadaan jagung yang dilakukan Bulog ditengarai menghadapi kendala administrasi.
Koperasi Putera, lanjutnya, dua pekan lalu mengajukan jagung bantuan atau subsidi harga tersebut ke Bulog sebanyak 1.165 ton, tetapi Bulog hanya mampu menyediakan 900 ton.
"Dari PO (purchase order) kami yang pertama masih ada kekurangan 265 ton. Sekarang, peternak anggota kami sudah minta pengajuan lagi 1.100 ton ke Bulog," terang Sukarman.
Kalangan peternak ayam petelur di Blitar, kata dia, saat ini dihadapkan lagi pada situasi sulit dan meresahkan.
Sukarman berkata, ketika dirinya mendesak masalah jagung ke Bulog, pimpinan Bulog mengakui ada kendala terkait penugasan pemerintah melalui kementerian terkait.
"Kata Pak Suyanto, salah satu direktur Bulog, mereka belum mendapatkan harga acuan pembelian jagung dari pemerintah," tuturnya.
Baca juga: Capaian Vaksinasi Masih Minim, Bupati Blitar Kejar Target 70 Persen hingga Akhir Oktober
Menurut Sukarman, ketidakjelasan realisasi janji tersebut yang kembali mengerek harga jagung di pasaran.
Penjelasan Dinas Pertanian dan Pangan
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Wawan Widianto mengaku heran dengan kenaikan harga jagung. Padahal, panen jagung telah dimulai sejak beberapa pekan lalu.
Meski jumlah lahan jagung di Kabupaten Blitar tidak terlalu banyak, tetapi banyak daerah penghasil jagung di sekitar Blitar yang sudah mulai panen.
"Kita kan sebenarnya sudah mulai banyak yang panen jagung ya, kenapa harga malah naik. Di Blitar memang tidak banyak, tapi di Nganjuk, misalnya, cukup banyak jagung dan sudah mulai panen juga," kata dia.
Dia mengakui, meski musim panen jagung sudah tiba tetapi panen raya diperkirakan dimulai awal November.
Wawan menduga naiknya harga jagung disebabkan mekanisme pasar yang sulit dikendalikan.
"Kelihatannya ini lebih masalah pasar ya, sulit ya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.