LAMPUNG, KOMPAS.com - Warga Perumahan Lamban Bhayangkara protes kepada pengembang, lantaran sudah 2 tahun tidak memiliki sumber air.
Warga menyesalkan promo pengembang yang dahulu menjanjikan air mengalir 24 jam.
Salah satu warga, Laikmen Sipayung mengatakan, persoalan mengenai tidak ada sumber air bersih tersebut telah terjadi sejak 2019.
Menurut Laikmen, sumber air yang dijanjikan oleh pengembang tidak kunjung dibangun meski warga sudah berulang kali protes ke pengembang.
"Ada satu titik sumur bor, tapi bagian dalamnya runtuh. Dan lagi, titik sumur itu ada di dalam rumah warga," kata Laikmen saat ditemui di lokasi, Jumat (15/10/2021).
Baca juga: Tahun Depan, Persetujuan Kredit Perumahan BTN Bisa Lebih Mudah
Menurut Laikmen, kebutuhan air sangat penting bagi warga.
Di perumahan KPR subsidi yang berada di Kelurahan Sukadanaham, Bandar Lampung itu, ada 77 kepala keluarga (KK).
"Misalnya dihitung rata-rata satu rumah ada tiga kepala, total lebih dari 200 orang yang butuh air, apalagi yang punya anak kecil," kata Laikmen.
Baca juga: Teknolgi Swa-Energi untuk Perumahan, Diklaim Hemat Listrik 4 Kali Lipat
Untuk pemenuhan kebutuhan air ini, menurut Laikmen, warga perumahan menyambung saluran air dari perumahan sebelah.
Per hari, warga Lamban Bhayangkara dijatah sekitar 8 kubik dari perumahan tetangga itu.
"Jadi, satu rumah di sini isi air dua hari sekali. Ini juga warga perumahan sebelah itu sudah protes, jatah air mereka berkurang karena berbagi dengan kami," kata Laikmen.
Laikmen mengatakan, warga urunan membuat sambungan air dan membeli dua mesin pompa.
"Satu mesin untuk menarik air dari sumur, satu mesin untuk dorong ke rumah warga sini," kata Laikmen.