KOMPAS.com - Sekilas tak ada yang berbeda dari usaha nasi goreng yang dijual Dartadi (60) di persimpangan Jalan Muharto gang VB Kota Malang.
Namun setelah didekati, rombong atau gerobak milik Dartadi menggunakan peralatan canggih.
Peralatan itu adalah mesin pengaduk nasi goreng yang dibuat secara kreatif menggunakan onderdil sepeda motor yang telah dimodifikasi.
Baca juga: Kisah Dartadi, Racik Nasi Goreng Jualannya Dibantu Mesin karena Patah Tangan
Dartadi menceritakan proses penyempurnaan alat tersebut membutuhkan waktu lama, yakni mencapai setahun.
"Baru sempurna enam bulanan ini. Sebelumnya buat tidak cocok, bongkar lagi. Buat lagi tidak cocok, bongkar lagi. Sampai satu tahun begitu," kata Dartadi, Kamis (14/10/2021) malam.
Mesin tersebut dipasang menggantung di atas wajan.
Di bagian ujungnya terdapat besi yang menyerupai jari yang bisa berputar sehingga seperti tangan yang mengaduk nasi.
Baca juga: Restoran Mie T-Rex di Malang, Makan dengan Nuansa Jurrasic Park
"Ini putarnya bisa dibuat lambat, bisa dibuat cepat," kata dia.
Saat meracik nasi goreng, alat langsung diturunkan kemudian berputar untuk mengaduk-aduk nasi dengan bumbu.
Ketika meracik bakmi, alat tersebut tidak dipakai dan dibiarkan menggantung.
"Digunakan kalau buat nasi goreng. Kalau bakmi tidak. Nanti bakminya hancur kalau pakai itu," kata Dartadi, sembari meracik pesanan pembeli.
Kemampuan Dartadi membuat alat itu ternyata berkat pengalamannya di bidang elektro dan tukang las.
Baca juga: Pemkot Malang Akan Datangi Lansia ke Rumahnya untuk Disuntik Vaksin
Di tahun 2016, Dartadi berjualan nasi goreng seperti penjual lainnya yakni tanpa menggunakan mesin.
Dua tahun berjalan, dia mengalami kecelakaan sepulang bersilaturahmi dari rumah saudara di Kabupaten Sampang.
Kecelakaan di Blega, Kabupaten Bangkalan itu membuatnya patah tulang dan tidak bisa normal kembali.
"Saya jatuh dari sepeda motor dan mengalami patah tulang ini," katanya sambil menunjukkan lengannya yang patah.
Baca juga: Wali Kota Malang Bayar Denda Rp 25 Juta Terkait Vonis Hakim soal Gowes ke Pantai Kondang Merak
Dartadi sempat mencari orang untuk meracik nasi goreng, namun hasilnya kurang memuaskan.
"Saya pernah cari orang buat bekerja, tapi tidak ada yang cocok," kata dia.
Barulah Dartadi berinisiatif untuk membuat mesin pengaduk sebagai alat bantu.
Dartadi biasa mulai berjualan sekitar pukul 18.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB dini hari.
Dia biasanya menghabiskan 10 sampai 15 kilogram beras untuk nasi goreng setiap harinya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.