Di tahun 2016, Dartadi berjualan nasi goreng seperti penjual lainnya yakni tanpa menggunakan mesin.
Dua tahun berjalan, dia mengalami kecelakaan sepulang bersilaturahmi dari rumah saudara di Kabupaten Sampang.
Kecelakaan di Blega, Kabupaten Bangkalan itu membuatnya patah tulang dan tidak bisa normal kembali.
"Saya jatuh dari sepeda motor dan mengalami patah tulang ini," katanya sambil menunjukkan lengannya yang patah.
Baca juga: Wali Kota Malang Bayar Denda Rp 25 Juta Terkait Vonis Hakim soal Gowes ke Pantai Kondang Merak
Dartadi sempat mencari orang untuk meracik nasi goreng, namun hasilnya kurang memuaskan.
"Saya pernah cari orang buat bekerja, tapi tidak ada yang cocok," kata dia.
Barulah Dartadi berinisiatif untuk membuat mesin pengaduk sebagai alat bantu.
Dartadi biasa mulai berjualan sekitar pukul 18.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB dini hari.
Dia biasanya menghabiskan 10 sampai 15 kilogram beras untuk nasi goreng setiap harinya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.