Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dartadi, Racik Nasi Goreng Jualannya Dibantu Mesin karena Patah Tangan

Kompas.com - 15/10/2021, 10:25 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Dartadi (60) termasuk penjual nasi goreng unik. Dia menggunakan mesin rangkaiannya sendiri untuk mengaduk nasi goreng yang sedang dibuatnya.

Hal itu dilakukan Dartadi sebagai solusi atas patah tulang pada lengan kiri yang dialaminya saat kecelakaan.

Ditemui pada Kamis (14/10/2021) malam, Dartadi yang ditemani istrinya, Mariyam, terlihat menikmati usahanya jualan nasi goreng.

Dia jualan menggunakan rombong di persimpangan Jalan Muharto gang VB Kota Malang.

Baca juga: Pemkot Malang Akan Datangi Lansia ke Rumahnya untuk Disuntik Vaksin

Mesin yang digunakan untuk mengaduk itu tergantung di atas wajan.

Mesin itu digunakan saat meracik nasi goreng. Jika sedang meracik bakmi, rangkaian mesin itu dibiarkan menggantung.

"Digunakan kalau buat nasi goreng. Kalau bakmi tidak. Nanti bakminya hancur kalau pakai itu," kata Dartadi, sembari meracik pesanan pembeli.

Kecelakaan motor

Dartadi penjual nasi goreng di Jalan Muharto gang VB Kota Malang saat menggunakan mesin untuk mengaduk nasi goreng yang sedang diraciknya, Kamis (14/10/2021) malam.KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Dartadi penjual nasi goreng di Jalan Muharto gang VB Kota Malang saat menggunakan mesin untuk mengaduk nasi goreng yang sedang diraciknya, Kamis (14/10/2021) malam.

Dartadi berjualan nasi goreng sejak 2016. Saat itu, dia berjualan nasi goreng layaknya penjual pada umumnya.

Sampai akhirnya dia mengalami patah tulang di lengan bagian kiri akibat kecelakaan motor pada tahun 2018.

Kecelakaan itu terjadi di Blega, Kabupaten Bangkalan, saat perjalanan pulang usai bersilaturahmi ke rumah kerabatnya di Kabupaten Sampang.

"Saya jatuh dari sepeda motor dan mengalami patah tulang ini," katanya sambil menunjukkan lengannya yang patah.

Saat itu dia tidak bisa lagi berjualan nasi goreng dengan sempurna.

Dartadi sempat mencari orang untuk menggantikan pekerjaannya, namun hasilnya kurang memuaskan. Cita rasanya tidak sama dengan hasil racikannya.

"Saya pernah cari orang buat bekerja, tapi tidak ada yang cocok," kata dia.

 

Untuk menyiasati kekurangannya itu, Dartadi lantas berinisiatif untuk membuat mesin pengaduk sebagai alat bantu. Dia menggunakan onderdil motor honda grand.

Dartadi butuh percobaan sampai satu tahun sampai akhirnya mesin yang dirakitnya cocok sebagai alat bantu untuk mengaduk nasi goreng.

"Baru sempurna enam bulanan ini. Sebelumnya buat tidak cocok, bongkar lagi. Buat lagi tidak cocok, bongkar lagi. Sampai satu tahun begitu," kata dia.

Alat yang tergantung di atas wajan itu dibuat dengan sangat dinamis. Saat sedang tidak digunakan, alat itu bisa diangkat.

Baca juga: Pemicu Mahasiswa Adu Mulut dengan Risma, Protes Oknum Kades Jadi Supplier Bansos

Ketika akan digunakan, alat itu ditarik lurus dengan posisi wajan, kemudian diturunkan. Alat itu langsung berputar.

"Ini putarnya bisa dibuat lambat, bisa dibuat cepat," kata dia.

Di ujung bawah alat itu, atau tepat di atas wajan terdapat besi yang menyerupai tangan. Hal itu dibuat supaya nasi goreng yang sedang diracik teraduk sempurna.

Dartadi bisa membuat alat itu karena pernah punya pengalaman sebagai elektro dan tukang las.

Biasanya, Dartadi mulai jualan sekitar pukul 18.00 WIB hingga pukul 1.00 WIB dini hari.

Terkadang dia menghabiskan 10 sampai 15 kilogram nasi buat dijual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Regional
PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

Regional
2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

Regional
131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

Regional
Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Regional
Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Regional
Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com