Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Dugaan Fosil Hewan Purba di Waduk Saguling, Ini Kata Peneliti

Kompas.com - 14/10/2021, 21:36 WIB
Agie Permadi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Fosil hewan ditemukan di sebuah pulau di tengah Waduk Saguling, Kampung Suramanggala, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Belum diketahui umur fosil tersebut.

Namun, tulang hewan itu tersebar di beberapa titik di wilayah itu.

Paleontologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Mika Rizki Puspaningrum mengatakan, pertama kali mendapat informasi adanya fosil saat diminta tolong oleh temannya yang merupakan salah satu periset Cekungan Bandung untuk mengecek fosil tersebut.

Baca juga: Tim Museum Geologi Bandung Akan Teliti Temuan Benda Diduga Fosil Hewan Purba di Waduk Saguling

Mika dan timnya, yakni Paleontologi Geologi UI Sukiato Khurniawan, Geolog ITB Alfend Rudyawan, dan Geolog ITB Astyka Pamumpuni, kemudian mendatangi lokasi untuk mengecek fosil tersebut.

"Kita survei Sabtu (9/10/2021), baru mengecek saja, beneran fosil atau bukan. Kemudian bagaimana konteks geologinya, misal penelitian ke depan mau bagaimana. Kita sih lebih ke situ. Ya sudah akhirnya kita cek ke lokasi, ya memang fosil," kata Mika saat dihubungi, Kamis (14/10/2021).

Mika belum melakukan penelitian penuh soal fosil tersebut.

Dia dan timnya baru mengecek satu kali, sehingga pihaknya belum mengetahui berapa umur dan informasi data lainnya dari fosil tersebut.

Pasalnya untuk mengungkap semua itu membutuhkan waktu penelitian dan menggunakan metode penanggalan yang tepat.

"Kalau untuk umurnya belum bisa jawab sekarang, karena harus dating ya, harus dicek lagi metode dating apa yang tepat digunakan di situ," kata Mika.

Baca juga: Benda Diduga Fosil Hewan Purba Ditemukan di Waduk Saguling Bandung Barat

Apalagi, menurut Mika, fosil tulang hewan ini ditemukan di beberapa titik lokasi.

"Kumpulan fosilnya sih yang bisa dikenali langsung itu ada dari kelompok sapi atau kerbau, bahasa ilmiahnya Bovidae. Ada gajah juga, dan kelompok rusa gitu. Tapi dari spesiesnya kita belum bisa tentukan, jadi baru kelompok-kelompok besarnya itu saja," kata Mika.

Namun, secara geologi, menurut Mika, batuan di lokasi fosil kemungkinan dari endapan danau kuarter.

"Kalau tentang geologinya, batuannya itu dari endapan danau kuarter. Jadi kita baru bisa ngomong umurnya kuarter gitu. Kalau dari literatur itu sih mungkin pleistosen akhir. Jadi pleistosen akhir itu sekitar dari 11.000 - 125.000," ujar Mika.

Museum Geologi Bandung sempat melakukan ekskavasi bersama Utrecht University Belanda di wilayah Cipendeuy.

Sejumlah fosil hewan berhasil ditemukan seperti tulang gajah, badak, rusa, dan hewan purba lainnya yang saat ini menjadi koleksi di Museum Geologi.

 

Tim Paleontologi ITB sedang meneliti temuan dugaan fosil hewan purba di sekitar Waduk Saguling, Bandung Barat.Foto Tim Paleontologi ITB Tim Paleontologi ITB sedang meneliti temuan dugaan fosil hewan purba di sekitar Waduk Saguling, Bandung Barat.
Dengan menggunakan metode dating, peneliti berhasil mengungkap umur fosil tersebut, yakni diperkirakan 29.000 tahun lalu.

Sejumlah temuan ini menunjukan bahwa cekungan Bandung memiliki cukup banyak fosil yang mengendap tertimbun di sekitarnya, seperti di daerah Cipeunduy, Cililin, Cipatik, hingga Cijerah.

Ketika disinggung apakah fosil di Waduk Saguling merupakan habitat yang sama dengan wilayah Cipeundey, Mika mengatakan bahwa hal itu mungkin saja terjadi.

Namun, tetap semua itu harus berdasarkan penelitian mendalam untuk mengungkap lingkungan dan habitat di masa lalu, dan hal itu membutuhkan waktu dan biaya yang cukup.

"Iya mungkin saja, karena kalau di lokasi di Cipeundeuy mungkin satu umur geologi, mungkin masih dekat, karena faunanya masih dekat sama di Cipeundeuy juga, mungkin masih sama," ucap dia.

Baca juga: Museum Geologi Bandung Akan Kembali Dibuka, Ini Syarat bagi Pengunjung

Mika mengatakan, timnya mengacu pada peta geologi yang melaporkan adanya temuan fosil hewan bertulang belakang di wilayah tersebut.

"Jadi sebenarnya bukan hal yang mengagetkan banget kalau di daerah situ ada fosil, karena di peta geologi pun ada. Hanya saja tidak semua tempat dan tidak semua lapisan. Pas ketemu, alhamdulilah saja kita bisa teliti konteksnya secara lebih lanjut," ucap Mika.

Mika berharap ada penelitian yang berkelanjutan pada kelompok fosil di Waduk Saguling itu.

Kolaborasi antar peneliti baiknya dilakukan sesuai keahlian di bidangnya masing-masing untuk memperkaya informasi dan data bagi penelitian itu sendiri.

"Kalau kita sih prefer kolaborasi. Kalau di ITB sendiri strenght-nya di geologinya, di lingkungan paleo, lingkungan purbanya. Jadi mungkin kalau pun kolaborasi kita punya strenght masing-masing yang nantinya akan digabungkan," ucap Mika.

Mika juga berharap ke depannya wilayah penemuan fosil hewan itu dapat menjadi lokasi konservasi dan menjadi tempat edukasi bagi masyarakat.

"Semoga saja dikonservasi, jangan sampai fosil itu dijarah orang. Harapannya jadi tempat informasi edukasi, paling tidak jadi pembelajaran bersama, baik bagi masyarakat ataupun akademisi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com