BANYUWANGI, KOMPAS.com - Rudi (35) tersenyum lebar memamerkan hasil jepretan fotonya di dasar laut kawasan pantai Grand Watu Dodol (GWD), Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur.
Pagi itu memang air laut sedang surut, angin berembus sepoi-sepoi dan riak gelombang begitu tenang. Kondisi yang tampak ideal bagi penyelam untuk melihat keindahan bawah laut.
Berbekal peralatan snorkeling, Rudi baru saja menyelam untuk memeriksa keramba dasar (bottom cage) berisi lobster.
Foto yang dipamerkannya berupa gugusan karang. Kemudian ada keramba dasar laut yang berisi ratusan lobster yang sedang dibudidayakan.
Ada tiga titik keramba dasar yang hari itu diperiksa untuk memastikan keramba tak rusak diterjang arus Selat Bali.
Sembari menyelam ia juga mengambil foto keramba tersebut untuk keperluan dokumentasi.
"Keduanya tak ada yang rusak, selain memeriksa, kita gantian ngasih makan lobster di keramba dasar," katanya Minggu (3/10/2021).
Baca juga: Kami Minta Pak Jokowi Tarik Aparat dan Petugas BWS, Hidup Mati Kami Sudah di Sini
Rudi mengatakan akan kembali menyelam pada sore hari untuk memberi makan lobster yang ada di keramba dasar laut.
Sebab lobster merupakan hewan nokturnal yang akan mencari makan pada malam hari.
Namun untuk memberi pakan, dirinya harus menggunakan peralatan selam karena butuh waktu lebih lama di kedalaman laut.
Rudi merupakan satu dari 15 orang anggota Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Pesona Bahari.
Kelompok ini membudidayakan lobster sejak 9 Juli 2020 lalu dengan sistem keramba dasar laut.
Para anggota Pokdakan ini sebelumnya bergelut di bidang wisata, yakni di kawasan Watu Dodol.
Mereka menggantungkan sektor wisata sebagai sumber pendapatan.
Anggotanya mulai dari instruktur snorkeling, pedagang, dan pekerja serta pengurus yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Bahari.
Budidaya ini dilakukan karena semua wisata di Banyuwangi saat itu tutup akibat pandemi Covid-19.
"Tidak ada penghasilan sama sekali selama wisata ditutup," katanya.
Ketua Pokdakan Pesona Bahari, Abdul Azis (49) mengatakan, budidaya lobster ini untuk mencari sumber pendapatan baru karena impitan ekonomi akibat pandemi.
Azis menceritakan saat itu mereka memutar otak untuk mendapatkan sumber penghasilan baru.
Ide pembuatan keramba budidaya lobster muncul setelah sejumlah nelayan mengaku mendapatkan tangkapan lobster di sekitar perairan Selat Bali dekat GWD.
"Jadi banyak nelayan sering menemukan lobster di wilayah Selat Bali ini," kata dia.
Baca juga: Banyuwangi Alami Fenomena Hari Tanpa Bayangan, BMKG: Suhu Udara Akan Semakin Panas
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.