Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stunting di Kota Tasikmalaya Tinggi Selama Pandemi, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 14/10/2021, 15:38 WIB
Irwan Nugraha,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mencatat adanya peningkatan kasus stunting atau gagal tumbuh akibat kurang gizi selama pandemi Covid-19.

Peningkatan angka stunting mencapai 17,58 persen selama masa pandemi hingga Oktober 2021.

Jumlah angka stunting di Kota Tasikmalaya saat ini telah mencapai 5.290 balita.

"Dengan jumlah 5.290 balita di 69 kelurahan, tersebar di 10 kecamatan. Para balita yang mengalami stunting paling banyak karena asupan makanan tidak sesuai kebutuhan gizi, dan paling banyak di Kecamatan Tamansari, Cibeureum, Indihiang dan Cipedes," ujar Kepala Dinkes Tasikmalaya Uus Supangat, Kamis (14/10/2021).

Baca juga: Minimalisasi Risiko Stunting, Pakai Metode Ini untuk Prediksi Tinggi Badan Anak

Menurut Uus, meningkatnya angka stunting disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun.

Uus mengatakan, Pemkot Tasikmalaya melalui Dinkes selama ini terus berupaya menurunkan angka stunting di wilayahnya.

Salah satunya meningkatkan daya beli masyarakat dengan menumbuhkan kembali roda perekonomian.

Baca juga: Cegah Stunting, Ini Nutrisi Penting pada 2 Tahun Pertama Anak

Saat ini, pembatasan mulai dikurangi bersamaan dengan menurunnya angka penyebaran Covid-19.

"Salah satunya dengan menggerakan seluruh dinas di Kota Tasikmalaya dan lembaga BUMN di Kota Tasikmalaya. Soalnya, penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh Dinkes saja, tetapi perlu intansi lainya seperti Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Dinas Disperindag, untuk bersama-sama terutama menurunkan dan menekan angka tersebut selama pandemi terjadi," kata Uus.

Selain Dinkes juga melaksanakan kampanye gizi, program kesehatan, dan gizi berbasis masyarakat.

"Pencegahan stunting sekarang ini perlunya dilakukan mulai dari seribu hari pertama kehidupan bayi, dari janin (0 bulan) sampai dengan usia 2 tahun. Setiap ibu hamil minimal diperiksa 4 kali selama kehamilan. Diberikan tablet tambah darah (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan, serta perlu diberi asupan gizi tambahan bagi ibu hamil," kata dia.

Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat Klaim Angka Stunting di NTT Turun

Hal lain yang bisa dilakukan seperti penyuluhan gizi seimbang pada ibu hamil, promosi inisiasi menyusui dini (IMD), promosi memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif sampai usia bayi 6 bulan.

Namun, stunting juga bisa dipengaruhi faktor lingkungan seperti perilaku bersih keluarga kurang bagus, sanitasi air yang tidak bersih, dan jamban yang tidak sehat.

"Masalah lingkungan sendiri juga bisa menimbulkan penyakit, menyebabkan gizi ibu hamil menjadi tidak baik dan berpengaruh kepada stunting," ujar dia.

Pemkot Tasikmalaya menargetkan penurunan angka kasus stunting pada 2024.

Hal itu sudah tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) tahun 2024.

"Kita targetkan sesuai RPJMD, angka kasus nol stunting pada 2024," kata Uus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com