Anggota polisi serta tenaga medis lalu memutuskan berjalan kaki untuk mencapai lokasi lantaran jalur yang berbahaya.
“Saya bersama anggota datang langsung ke lokasi, saya hampir jatuh dari motor. Akhirnya saya putuskan untuk berjalan kaki. Kalau diteruskan naik motor mungkin bisa jatuh beneran,” terang AKBP Wiwit Ari.
Setibanya di lokasi, mereka akhirnya melakukan vaksinasi.
Proses vaksinasi dijalankan sesuai prosedur dan mengacu protokol kesehatan yang ketat.
Petugas medis terlebih dulu melakukan pendataan, cek kesehatan, hingga menyuntikkan vaksin.
Baca juga: 6 Fakta Gempa Pacitan Hari Ini, Berikut Penjelasan BMKG
Tidak hanya itu, para penerima vaksin covid-19 tersebut juga menerima paket bantuan sosial dan sejumlah uang tunai.
“Saya dan keluarga sangat terbantu sekali dengan hadirnya langsung petugas ke rumah kami. Rasanya kami pasrah, karena keterbatasan penglihatan dan jalur yang sulit. Terima kasih banyak Pak Kapolres,” ujar salah satu penyandang tunanetra Sainem.
Tak hanya melakukan vaksin kepada penyandang tunanetra, tetangga dan warga setempat juga minta disuntik vaksin oleh petugas.
“Meski berada di kawasan pegunungan, mereka antusias ikut vaksinasi. Yang awalnya rencana kami hanya keluarga tunanetra tersebut, para tetangga warga sekitar juga minta di vaksin. Dan karena kuota vaksin masih ada, tetap kami layani,” terang Wiwit Ari.
Vaksinasi door to door ini dilakukan oleh petugas karena kondisi penerima vaksin tidak memungkinkan mendatangi lokasi.
Keluarga tunanetra ini merupakan warga yang sudah terdaftar kuota vaksinasi beberapa hari ke depan.
“Dari data desa, mereka sudah terdaftar peserta vaksinasi. Tapi dengan kondisi seperti ini rasanya kasihan kalau mereka harus menuju ke lokasi layanan vaksinasi,” tutur Wiwit Ari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.