Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Dorong Wisata Danau Toba Sasar Turis Timur Tengah, Ini Alasannya

Kompas.com - 14/10/2021, 12:57 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Anggota Komisi X DPR RI Prof Djohar Arifin Husin mendorong agar wisata di Danau Toba juga menggaet turis dari Arab atau Timur Tengah. 

Sebab, warga di wilayah tersebut sedang mengembangkan hobi berwisata, yang bisa ditangkap sebagai peluang untuk mengenalkan Danau Toba, yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai geopark dunia, sebagai wisata internasional. 

Baca juga: Danau Toba: Asal-usul, Legenda, dan Foto-foto Keindahan yang Tak Terbantahkan

Hal itu disampaikan Djohar, saat memberikan sambutan secara virtual di Konferensi Internasional “Heritage of Toba: Natural and Cultural Diversity” yang digelar di TB Silalahi Center, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (13/10/2021).

Dalam sambutannya, Djohar mengatakan jika warga sekitar Danau Toba harus bersyukur karena dianugrahi Tuhan keindahan alam yang begitu indah. Pemberian Tuhan tersebut harus dijaga dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. 

Baca juga: Kita Harus Menunjukkan Keindahan Alam dan Budaya Danau Toba ke Dunia...

Menangkap peluang turis negara kaya

"Keindahannya harus diberitahukan ke seluruh dunia, apalagi dunia Arab yang sedang mengembangkan hobi dunia wisata. Agar mereka mau datang, promosi dan kemudah-mudahan harus disiapkan," katanya. 

"Transportasinya (harus) mudah, penerbangannya mudah, penginapannya bersih, rapi dan indah. Makanannya berbagai macam." 

"Dengan keindahan dan keistimewaan ini, kita harap mereka senang dan menceritakan kepada teman-temannya, luar biasa indahnya Danau Toba, luar biasa ramah masyarakatnya dan luar biasa amannya," kata Djohar.

Dengan demikian, diharapkan para turis tersebut bisa datang kembali. 

Baca juga: Membangun Danau Toba, Situs Warisan Dunia yang Luar Biasa, Menjadi Destinasi Wisata Internasional dan Berkelanjutan

Lebih terkenal Kuala Lumpur daripada Danau Toba

"Saya sering ke Timur Tengah, mereka sudah menggalakkan wisata. Setahu mereka itu Eropa, Amerika, mereka tidak banyak tahu tentang Indonesia," lanjutnya. 

"Mereka tahu Kuala Lumpur, tapi tidak tahu Danau Toba, padahal dekat sekali, hanya menambah waktu 30 sampai 40 menit sudah sampai."

"Inilah tugas kita, mereka (wisatawan Timur Tengah) punya uang yang berlebih. Jika mereka bisa masuk ke Danau Toba, saya yakin Danau Toba akan diramaikan oleh mereka karena mereka punya dana setiap tahun untuk wisata keluarga keluar negara," sambungnya.

Baca juga: Jaga Warisan Danau Toba, Kemenparekraf Gelar Konferensi Internasional Heritage of Toba

Promosi wisata Danau Toba berimbas ke perekonomian warga

Untuk itu, slogan Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA) yang biasa diterapkan di setiap kementerian, juga harus ada di masyarakat sekitar Danau Toba dan menjadi bagian dari rutinitas kehidupan.

Pengembangan Danau Toba pun, lanjut dia, menjadi tugas bersama semua pihak. 

"Masyarakat Danau Toba dan masyarakat semuanya, manfaatkanlah kelebihan ini. Mereka nanti akan makan, berasnya dari mana, pasti dari petani sekitar Danau Toba. Mau cabai, mau ikan, mau segala macam, maka hiduplah ekonomi seluruh masyarakat sekitar danau dan daerah sekitar lainnya. Jadi tidak ada yang merasa menyesal datang karena masyarakatnya sangat membantu," ucap Djohar.

Menurut Djohar, Komisi X DPR RI sangat mendukung pengembangan pariwisata Danau Toba. Dia juga mengapresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) atau Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Barekraf) Sandiaga Uno yang punya perhatian besar kepada Danau Toba.

"Sudah berapa kali dia (sandiaga) datang. Mudah-mudahan dengan semangatnya, Danau Toba berkembang, kehidupan akan lebih baik dan kemakmuran dengan wisata akan terwujud. Insya Allah, kita akan lebih maju dan jaya," pungkasnya. 

Sebagai informasi, Konferensi Internasional “Heritage of Toba: Natural and Cultural Diversity” Kemenparekraf dan Kompas Group menjadi ruang diskusi berbagai ilmu mulai dari geologi, ekowisata, lingkungan, antropologi, pariwisata hingga seni budaya.

Setiap narasumber merupakan pakar yang menguasai konsep biodiversity, geodiversity, cultural diversity serta pengembangan tempat wisata yang berwawasan lingkungan.

Seratusan tamu undangan mengikuti acara secara luring (offline), mereka adalah; tokoh masyarakat, pelaku usaha, pelaku wisata, budayawan, seniman, komunitas gerakan akar rumput pemberdayaan masyarakat, akademisi, mahasiswa dan media massa.

Kemudian, sekitar 500-an peserta dari seluruh dunia hadir secara daring. Pelaksanaan kegiatan menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai panduan cleanliness, health, safety, environment sustainability (CHSE) MICE dari Kemenparekraf.

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal turut berpartisipasi, mereka menampilkan produk-produk ekonomi kreatif khas mulai fashion, kriya dan kuliner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com