BANGKA, KOMPAS.com - Konflik antara manusia dan buaya kembali terjadi di wilayah Kepulauan Bangka Belitung.
Kali ini yang menjadi korban merupakan seorang pemuda bernama Pulong (20).
Korban dilaporkan diterkam buaya saat menarik ponton timah apung di Sungai Sakan, Desa Berbura, Riau Silip Bangka, Rabu (13/10/2021).
Baca juga: Detik-detik Tubuh Didi Diterkam dan Diseret Buaya hingga Tewas, Berawal Bersihkan Badan di Parit
Kepala Kantor SAR (pencarian dan pertolongan) Pangkalpinang, Fazzli membenarkan adanya kasus serangan buaya dengan korban satu orang yang kini masih dalam pencarian.
"Tim gabungan serta masyarakat telah berada di lokasi. Karena informasinya baru sore tadi jadi sudah terlanjur malam. Pencarian dilanjutkan besok hari," kata Fazzli dalam keterangan pers, Rabu.
Baca juga: Buaya Masuk Musim Bertelur, Warga Diminta Lebih Waspada
Karena kondisi lokasi kejadian sudah mulai gelap, tim pencari hanya menyisir dari wilayah daratan menggunakan senter.
Sedangkan untuk penyisiran menggunakan perahu karet akan dilakukan siang harinya.
"Kami harus memperhatikan keselamatan tim pencari," ujar Fazzli.
Baca juga: Pencari Daun Nipah Tewas Diterkam Buaya, Begini Kronologinya
Sedang kerja tarik ponton timah, tiba-tiba disambar buaya
Fazzli menuturkan, pihaknya menerima info dari warga bernama Adam bahwa Rabu, 13 Oktober 2021 sekitar pukul 16.00 WIB dua warga Sinar Gunung Riau Silip sedang bekerja menarik ponton timah inkonvensional (TI) dan tiba-tiba disambar buaya.
Seketika itu tubuh korban dibawa oleh buaya tersebut.
Saat ini di lapangan sudah ada beberapa Unsur yg terlibat dalam pencarian ini yakni 1 Tim Rescue Kansar Pangkalpinang, BPBD Bangka, Laskar Sekaban , Dinas Kehutanan dan masyarakat.
"Upaya yang dilakukan pada malam ini tim melaksanakan assessment terhadap risiko, dan upaya pencarian yang akan dilakukan esok harinya," ujar dia.
Aktivitas penambangan TI di Kepulauan Bangka Belitung kembali marak seiring melonjaknya harga timah di pasaran dunia.
Pasir timah di tingkat penambang dihargai Rp 180.000 hingga Rp 200.000 per kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.