Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mempelajari Aksara Jawa Kuno di Museum Airlangga Kediri

Kompas.com - 13/10/2021, 20:02 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com- Museum Airlangga di Kota Kediri, Jawa Timur, tengah menggelar beberapa kegiatan sebagai bagian dari Peringatan Hari Museum Nasional 2021.

Museum milik daerah yang terletak di kawasan wisata Selomangleng itu berkegiatan secara maraton pada 12-15 Oktober 2021.

Hanya saja karena masih pandemi, kegiatan pun bersifat terbatas. Apalagi operasional museum juga belum aktif sehingga belum menerima kunjungan umum.

Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, ODGJ di Kediri Dapatkan Vaksin hingga Posyandu Jiwa

Belajar aksara jawa kuno

Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari aksara Jawa kuno atau aksara Kawi.

Aksara ini banyak dipakai pada era kerajaan dahulu.

Kegiatan ini mengajak sekelompok pelajar untuk hadir langsung di museum untuk mempelajari dasar-dasar aksara.

Selepas itu, para pelajar diajak praktik menulis dan membaca secara langsung tulisan pada berbagai prasasti yang ada di museum itu.

Museum Airlangga tersebut memang banyak menyimpan berbagai macam prasasti peninggalan era kerajaan, salah satunya prasasti Kusmala.

Hasil pembelajaran itu kemudian harus mereka unggah pada akun media sosial masing-masing.

Baca juga: Seorang Wanita di Kediri Tewas Tertabrak Kereta Api, Sebelumnya Sempat Menghilang dari Rumah

Dalam konteks pembelajaran, kegiatan tersebut dinilai bisa menghadirkan pengalaman yang lengkap bagi pesertanya. Sekaligus membumikan museum di dunia maya.

Lebih jauh kegiatan itu bisa menjadi rangsangan agar para siswa semakin terpacu mempelajari benda-benda lain koleksi museum.

Baca juga: PON XX Papua, Atlet Kota Kediri Sumbang 4 Medali untuk Jatim


Museum Airlangga yang berada di kawasan pariwisata Goa Selomangleng Kota Kediri, Jawa Timur,KOMPAS.com/M.AGUS FAUZUL HAKIM Museum Airlangga yang berada di kawasan pariwisata Goa Selomangleng Kota Kediri, Jawa Timur,
Sebab, selain prasasti, museum Airlangga juga menyimpan banyak benda-benda sejarah lainnya. Artinya, banyak pengetahuan yang bisa diserap di sana.

"Kita punya 355 koleksi yang kebanyakan dari era Kerajaan Kediri. Bahkan juga ada fosil hewan purba," ujar Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Disbudparpora Kota Kediri, Selasa (13/10/2021).

Baca juga: Terungkap, Remaja Putri yang Dibunuh Pacar di Kediri Ternyata Tak Hamil

Tantangan museum

Apa yang dilakukan oleh museum Airlangga itu merupakan bagian dari contoh kreativitas dalam menjaga eksistensi museum saat ini.

Aktivis sejarah dari Pelestari Sejarah Budaya Khadiri (PASAK) Novi Bahrul Munib mengatakan, era digital yang juga ditambah dengan kondisi pandemi memang tantangan tersendiri bagi museum.

"Saat ini museum harus kreatif dan inovatif untuk menjaga eksistensinya," ujar aktivis yang juga Penggiat Budaya Kemendikbud ini.

Menurutnya, kondisi pandemi seperti saat ini merupakan momentum bagi museum untuk mengembangkan lini digital.

Dengan demikian, meski tidak ada kunjungan fisik secara langsung di museum, pelayanan masyarakat tetap bisa dilakukan dengan kunjungan pada versi digital itu.

Baca juga: Hasil Autopsi Remaja yang Dibunuh Pacarnya di Kediri, Ditemukan Kandungan Sianida

Selain itu, museum juga harus proaktif berkegiatan yang melibatkan atau merangkul masyarakat. Mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.

"Kegiatannya bisa dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Intinya untuk merangkul masyarakat," lanjutnya.

Selanjutnya, sebagai persiapan menghadapi new normal, museum menurutnya juga harus berbenah. Misalnya soal tata letak benda koleksi hingga soal fasilitas pendukung.

Sebab, selama ini ada kesan bahwa museum tempilannya monoton dan kurang kreatif dalam penataan ruang.

Baca juga: Seorang Wanita di Kediri Tewas Tertabrak Kereta Api, Sebelumnya Sempat Menghilang dari Rumah

Soal fasilitas pendukung, misalnya mengenai keberadaan toilet. Keberadaannya harus terjangkau bagi pengunjung agar semakin betah dan berlama-lama di museum.

"Di museum Airlangga itu kalau mau ke toilet, harus keluar museum. Jadi ribet," katanya.

Bahkan, kata dia, sudah selayaknya museum menjadi tempat berkegiatan atau tempat berkumpul yang menyenangkan bagi pengunjungnya.

Itu menurutnya dapat dilakukan dengan memberikan wadah untuk menampung para komunitas berkegiatan di tempat itu.

"Misalnya teman-teman teater juga bisa manggung di situ," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

Regional
Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Regional
Mentan Puji Merauke sebagai Surganya Pertanian

Mentan Puji Merauke sebagai Surganya Pertanian

Regional
Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Regional
50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

Regional
Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Regional
Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Regional
Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Regional
Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Regional
26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

Regional
Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Regional
127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

Regional
Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Regional
Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com