BANDUNG, KOMPAS.com - Dalam 5 tahun, sekitar 150 perusahaan yang didominasi padat karya di Jawa Barat relokasi ke daerah lain. Ada pula perusahaan yang tutup.
"Relokasi ini sudah terjadi sejak 2016 dan alasannya tidak terdeteksi atau tidak tercatat dengan baik," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/10/2021).
Ning menjelaskan, kondisi ini memprihatinkan. Karena relokasi dan tutupnya perusahaan berdampak pada naiknya jumlah pengangguran secara signifikan.
Baca juga: Penampakan Bekas Venue PON Jabar 2016, Ada yang Terawat, Ada yang Dipakai buat Jemur Padi
Masalah upah
Hingga 2021, jumlah pengangguran terbuka di Jabar mencapai 2,1 juta atau 24,9 persen dari total pengangguran nasional.
Dari hasil penelusurannya, alasan relokasi sejumlah perusahaan dari Jabar ke Jawa Tengah dan daerah lainnya adalah upah.
Misal, perbedaan gaji Sukabumi dengan Jateng di kisaran Rp 1 juta per orang.
Baca juga: Puluhan Pendamping Desa Terima Bantuan Subsidi Upah, Menaker Pastikan Gaji Tak Berkurang
Minta bantuan Ridwan Kamil
Untuk mengantisipasi hal ini, pihaknya mengirimkan permohonan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Permohonan tersebut membuahkan hasil SE GUBERNUR Nomor: 163/KB..05.01.02/Perek tentang Peningkata Peran Sektor Industri Terhadap Pengembangan Ekonomi di Daerah di Jabar.
SE tersebut terdiri dari 4 poin. Di antaranya perusahaan yang memiliki minimal 200 karyawan diimbau untuk bergabung ke Apindo.
Kemudian perusahaan yang memiliki kegiatan usaha di Jabar haus memiliki kantor administrasi di Jabar. Lalu penggunaan bahan baku dari Jabar, dan lainnya.
Terdata di Apindo
"Kenapa butuh SE ini agar perusahaan yang tergabung ke asosiasi betul-betul terdata dengan baik, alasan mereka tutup atau relokasi, bisa terdata," ucap Ning.
Selain itu, bila tergabung dalam asosiasi, pihaknya bisa mendeteksi lebih awal untuk dipelajari dan dipetakan.
"Nanti bisa dicarikan langkah–langkah solutif terbaik sehingga bisa kita cegah adanya relokasi maupun penutupan perusahaan–perusahaan tersebut," kata dia.
Ia pun mengajak semua asosiasi yang ada di Jabar untuk berkolaborasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.