Ia menyadari banyak ODHA yang cenderung tertutup dan tidak terbuka akan keadaannya kepada keluarga dan lingkungan.
Padahal, keterbukaan sangat penting sehingga ada dukungan keluarga dan lingkungan.
"LSM yang saya dirikan karena pengalaman pribadi dan LSM ini dari orang sakit untuk orang sakit, sehingga saya memberikan pendampingan," kata dia.
Baca juga: Selama Pandemi, Layanan HIV/AIDS di Jabar Dilakukan Terbatas
Bahkan, beberapa ODHA yang pernah dirawat di LSM Perjuangan saat ini sudah sembuh dan sudah menjadi relawan bagi penderita lain.
Pendampingan yang dilakukan antara lain layanan kesehatan dan terapi HIV dengan mengingatkan penderita agar mengonsumsi obat tepat waktu.
Pihaknya juga mendampingi keluarga ODHA agar menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) bagi ODHA itu sendiri.
Baca juga: 200 Bayi di Kota Medan Terinfeksi HIV/AIDS
Emu mengatakan, para ODHA juga kesulitan mendapatkan pekerjaan karena adanya stigma negatif dari masyarakat terkait keberadaan ODHA.
Untuk itu, LSM Perjuangan melakukan pemberdayaan ekonomi dan memberikan modal usaha, sehingga saat ini banyak ODHA yang memiliki usaha mandiri seperti warung makan, mebel dan kios.
"Pendampingan oleh LSM Perjuangan pun dilakukan sepanjang masa tanpa batas waktu," ujar dia.
Baca juga: Kisah Rizti, 9 Tahun Dampingi Suami Pengidap HIV/AIDS, hingga Bangun Komunitas Pita Merah
Emu pun bersyukur dengan dukungan dari pemerintah, karena saat ini di setiap kelurahan di Kota Kupang sudah ada wadah Warga Peduli Aids (WPA) yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
"Saya berharap, ODHA tidak dikucilkan dan didiskriminasi di dunia kerja tetapi diberikan peluang yang sama," kata dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sigiranus Marutho Bere | Editor : Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.