SALATIGA, KOMPAS.com - Hardadi merasakan mendapat anugerah yang luar biasa pada 2009.
Dia yang terjerat kasus narkoba dan menjalani hukuman di Rutan Surakarta, bertekad untuk meninggalkan barang haram tersebut dan fokus untuk bekerja demi keluarga.
Di tempat tinggalnya, lingkungan Nganglik, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, ada pembuat makanan berbahan dasar singkong yang cukup ternama.
"Namanya gethuk kethek. Tapi kemudian saya berpikir jika hanya meniru maka akan kalah bersaing. Lalu saya mencoba membuat singkong keju," jelasnya, Selasa (13/10/2021) saat mendampingi kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Baca juga: Kampung Singkong Argowiyoto Salatiga, Surganya Pencinta Olahan Singkong
Produknya tersebut diberi merek D-9.
"Di Rutan Surakarta, D itu nama blok untuk tahanan narkoba, sedangkan 9 itu nomor kamar saya, jadi saya beri merek D-9 agar menjadi pengingat saya untuk hijrah menjadi manusia yang lebih baik," kata Hardadi.
Seiring berjalannya waktu, produk D-19 digemari masyarakat.
Pemasaran saat ini telah menembus kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya.
Sementara untuk luar negeri, dia mengirim ke Jepang. Dia pun terus berinovasi membuat penganan berbahan singkong.
"Kalau yang bikinan saya sendiri, ada belasan jenis ya. Alhamdulillah semua laku dan digemari. Jumlah karyawan ada sekitar 100 orang," ujarnya.
Baca juga: Presiden Instruksikan Mentan dan Gubernur Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Papua Barat
Dalam sehari, setidaknya dia membutuhkan bahan baku enam ton singkong.
"Saya mengambilnya dari petani di Wonosobo. Modelnya dengan pinjaman lunak dan sewa lahan, pemberdayaan ya," kata Hardadi.