JOMBANG, KOMPAS.com - Atap salah satu ruang kelas SDN Catakgayam 1, Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ambruk pada Rabu (6/10/2021) malam.
Kerusakan total bagian atap ruang kelas itu diperkirakan karena faktor usia bangunan, serta serangan rayap pada kayu penyangga.
Kepala SDN Catakgayam 1, Chusnul Machsum mengatakan, ruang kelas yang atapnya ambruk tersebut sebelumnya difungsikan sebagai ruang belajar kelas 5.
Baca juga: Anak-anak di Jombang Daur Ulang Sampah Plastik Jadi Alat Kampanye Prokes
Beruntung, ambruknya atap ruang kelas terjadi pada Rabu malam saat sekolah hanya ada petugas jaga.
"Malam saat kejadian, saya ke sini. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa," kata Chusnul kepada Kompas.com, Selasa (12/11/2021).
Dia mengungkapkan, beberapa tahun terakhir, ruang kelas tersebut sudah tidak difungsikan sebagai ruang belajar.
Selain karena dampak pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir, kondisi kayu penyangga atap yang memprihatinkan juga menjadi pertimbangan sekolah untuk mengosongkan ruangan.
Menurut Chusnul, serangan rayap pada kayu penyangga atap menjadi penyebab kerusakan atap ruang kelas.
"Sebenarnya, ruang kelas itu sudah lama kami kosongkan, tidak kami gunakan untuk belajar mengajar," ungkap Chusnul.
Baca juga: PPKM Level 1 di Jombang, Warga Tetap Dilarang Gelar Konser dan Pertunjukan Seni
Bangunan ruang kelas yang atapnya ambruk diperkirakan sudah berusia sekitar 30 tahun.
Chusnul menuturkan, dia mulai bertugas menjadi guru di SDN Catakgayam 1 pada 1994. Saat itu, bangunan yang atapnya ambruk tersebut sudah ada.
Sepengetahuannya, renovasi terhadap bangunan tersebut baru dilakukan satu kali dengan skala ringan.
"Persisnya dibangun tahun berapa, saya tidak tahu pasti. Saya dulu masuk ke sini tahun 1994, bangunannya sudah ada," ujar Chusnul.
Dia menambahkan, kepala sekolah sebelumnya pernah mengusulkan perbaikan bangunan kepada Pemkab Jombang agar layak digunakan sebagai ruang belajar mengajar.
Namun, hingga atap ruang kelas tersebut ambruk pada Rabu malam, pengajuan rehabilitasi bangunan belum mendapatkan tanggapan.