Usahanya terus berkembang dan bisa menjual hingga 100 batik cap dalam sepekan. Motifnya beragam mulai kopi pecah, gajah oling, hingga blarak sempal.
"Namun, ada juga motif kreasi seperti bunga-bunga," kata dia.
Ia saat itu bisa mempekerjakan hingga 20 orang untuk produksi batik cap ini.
"Saat itu omzet bulan kami antara Rp 30 sampai Rp 50 juta," kata dia.
Harga batik cap ia patok Rp 90.000 hingga Rp 110.000. Sementara batik tulis Rp 500.000 hingga Rp 700.000 tergantung kerumitannya.
Penjualannya dibantu dengan banyaknya festival batik yang digelar oleh pemerintah daerah. Sehingga makin banyak konsumen yang tahu batik buatannya.
Baca juga: Belum Setahun Banyuwangi Tangani 73 ODGJ Telantar, Masih Ada Keluarga yang Menganggapnya Aib
Namun pandemi Covid-19 membuat penjualannya turun hampir setengahnya.
Bahkan ia harus mengurangi jumlah pekerja. Kini, untuk batik cap dikerjakan 6 orang dan batik tulis 4 orang.
"Namun, sebulan terakhir ini mulai ada peningkatan lagi," kata dia.
Ia berharap pandemi segera berlalu dan wisata kembali bergeliat.
Sebab, sedikit banyak penjualannya berasal dari wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.