MEDAN, KOMPAS.com - Kasus penganiayaan pedagang pasar perempuan oleh terduga preman di Pasar Gambir di Tembung, Deliserdang, Sumatera Utara, pada 5 September 2021 lalu berbuntut panjang.
Baik terduga preman yang disebut penganiaya yakni BS dan pedagang yang merasa jadi korban yakni LG sama-sama jadi tersangka. Kasusnya pun kini ditangani Polda Sumut agar lebih objektif.
Setelah viral unggahan foto LG jadi tersangka di media sosial, kini beredar video istri BS menangis meminta bantuan ke Kapolda Sumut.
Dalam video yang beredar, seorang perempuan berkerudung yang mengaku sebagai istri tersangka BS tampak menangis saat berbicara tentang peristiwa yang dialaminya, sembari diapit oleh dua anak perempuannya.
Video itu diunggah di akun Instagram @medanheadlines.news dengan penjelasan "Istri Beni Minta Kebijaksanaan Kapolda: Pak, Fakta Sebenarnya Tidak Seperti Video Viral. Pernyataan Nurhalimah, istri Beni yang sempat viral di Pasar Gambir, Tembung."
Dalam video itu, perempuan itu bilang bahwa suaminya hanya korban dan bahwa pihak LG minta uang damai Rp 150 juta.
"Tolong bantu kami pak. Kami hanya korban. Bukan tersangka. Belum pernah suami saya melakukan seperti itu Pak. Harapan kami, bantu lah, berilah keadilan bagi suami saya Pak. Saya nggak bisa untuk menafkahi anak-anak saya. Kami sudah membawa dari pihak keluarga untuk mengajak mediasi untuk apa, berdamai lah gitu. Tapi orang ibu itu minta uang .. 150 juta. Dari mana kami mencari uang 150 juta itu Pak. Dari mana. Makan aja kami payah. Tolong bantu kami lah Pak. Tolong bantu kami lah Pak. Sama siapa lagi kami memohon."
Baca juga: Pedagang di Medan Tiap Hari Wajib Setor Uang ke Preman yang Tak Takut Polisi: Pas Makan Pun Diminta
Penjelasan Halimah istri BS: vido yang beredar tidak utuh...
Dikonfirmasi melalui aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin (12/10/2021) pagi Halimah mengatakan bahwa video tersebut tidak benar, sepenggal atau tidak utuh.
Menurutnya, jika ingin mendapatkan video full-nya, dapat diminta dari anaknya yang merekamnya secara penuh.
"Itu setengah-setengah, itu video sepenggal, enggak full. Kalau memang cari bukti sebenarnya. Minta video full sama anaknya. Anaknya yang merekam video full-nya," katanya.
Baca juga: Ibu Paksa Anak 6 Tahun Mengemis di jalan, Dianiaya Saat Tak Dapat Uang
Bantah suaminya preman
Halimah membantah jika suaminya dilabeli preman atau premanisme.
Dia mengaku sangat mengenal suaminya yang bahkan tidak mau meminta uang kepada keluarga, apalagi kepada orang lain.
Dikatakannya, selama ini suaminya lah yang membantunya berjualan di rumah, mulai dari jualan sop buah, antar anak sekolah.
"Nanti kalau ditelepon kawan katanya ada kerjaan, misalnya jauh, awak diajaknya sekalian jalan-jalan. Saya pun tak pernah ketinggalan, selalu berdua kami," kata Halimah.