Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Bom Bali 2002, 19 Tahun Silam Ledakan Dahsyat Guncang Kuta dan Denpasar

Kompas.com - 12/10/2021, 09:59 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Tepat hari ini, 19 tahun tragedi Bom Bali I terjadi.

Kala itu bom meledak di Saru Club dan Paddy's Pub Kuta pada 12 Oktober 2002. Di hari yang sama satu bom meledak di dekat Konsulat Amerika Serikat.

Tiga bom meledak di waktu yang bersamaan yakni sekitar pukul 23.15 Wita.

Tragedi Bom Bali I itu disebut sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Tak hanya meninggalkan kesedihan bagi para korban. Aksi terorisme tersebut juga mengoyak industri pariwisata Bali.

Bali seakan mati suri dan perekonomian warga Bali ikut terpuruk. Bali pun berusaha bankit untuk meyakinkan wisatawan mancanegara jika Bali aman untuk dikunjungi.

Baca juga: 19 Tahun Tragedi Bom Bali 2002: Aksi Terorisme Tak Boleh Terulang Kembali

Kronologi perstiwa Bom Bali I

Foto pada 13 Oktober 2002 memperlihatkan para polisi memeriksa reruntuhan kelab malam yang hancur akibat bom Bali di Denpasar. Otak serangan Bom Bali 2002, Hambali, disidang di Guantanamo, Amerika Serikat, pada Senin (30/8/2021).ISTIMEWA via AP PHOTO Foto pada 13 Oktober 2002 memperlihatkan para polisi memeriksa reruntuhan kelab malam yang hancur akibat bom Bali di Denpasar. Otak serangan Bom Bali 2002, Hambali, disidang di Guantanamo, Amerika Serikat, pada Senin (30/8/2021).
Peristiwa tersebut berawal saat teroris Ali Imron menyiapkan satu bom kotak dengan berat 6 kilogram yang telah dipasang sistem remote ponsel.

Rakitan bom tersebut diletakkan di trotoar dekat Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat pada Sabtu (12/10/2021) pukul 20.45 Wita.

Sekitar pukul 22.30 Wita, Ali Imron bersama 2 pelaku bom bunuh diri lainnya yakni Jimi dan Iqbal menuju Legian dengan mobil Mitsubishi L300.

Sementara pelaku lainnya, Idris mengikuti tiga rekannya dengan menggunakan motor. Iqbal adalah pengantin bom dan meledakkan diri di Paddy's Pub.

Baca juga: Hambali, Otak Bom Bali 2002, Mulai Disidang di AS bersama 2 Warga Malaysia

Namun ledakan terdahsyat terjadi di Sari Club.

Sari Club adalah salah dari sekian banyak klub malam yang berada di Jalan Legian, Kuta. Hampir setiap malam, klub ini ramai dikunjungi wisatawan.

Asisten manajer Sari Club saat itu, Jatmiko Bambang menceritakan peristiwa malam itu dalam buku Luka Bom Bali yang ditulis Ni Komang Erviani (2017:130).

Malam itu Jatmiko bertugas meracik minuman untuk pelanggan. Ia berdiri di meja bartender tepat di depan disk jokey (DJ) yang memainkan musik.

Baca juga: Hambali, Otak Bom Bali 2002, Akan Diadili AS Setelah 15 Tahun Tanpa Dakwaan di Guantanamo

Seorang warga mendatangi Monumen Ground Zero, Kuta, untuk memperingati 18 tahun bom Bali, 12 Oktober 2020.GETTY/KEYZA WIDIATMIKA via BBC INDONESIA Seorang warga mendatangi Monumen Ground Zero, Kuta, untuk memperingati 18 tahun bom Bali, 12 Oktober 2020.
Sesaai ia mendengar suara dentuman yang sangat kuat.

Namun, tak banyak yang menyadari kalau suara itu berasal dari bom yang meledak di Paddy’s Pub, sebuah tempat hiburan malam tak jauh dari Sari Club.

Belum jauh ia melangkah untuk bergegas pergi, tiba-tiba terjadi ledakan yang sangat dahsyat.

Sumbernya dari mobil L300 Mitsubishi yang diparkir dekat Sari Club, sekitar 150 meter dari Paddy’s Pub.

Baca juga: Kisah Joko Suroso, Mantan Napiter Bom Bali II, Kini Disibukkan Berkebun Melon

Ledakan itu membakar hampir seluruh bangunan Sari Club. Api juga berkobar di atap Sari Club yang berbahan jerami.

"Saya tidak tahu persis apakah saya pingsan atau tidak. Tapi, saya seperti tidak sadar apa yang terjadi," kata Jatmiko.

Ia berusaha menyingkirkan reruntuhan atap yang menimpa tubuhnya. Saat berdiri, ia melihat banyak orang berlarian sambil berteriak histeris.

Kobaran api di hadapannya terlihat sangat besar. Hanya sekitar tiga meter dari posisinya. Sudah tidak mungkin baginya untuk lari keluar Sari Club dari pintu depan.

Baca juga: Kisah Bang Jack, Eks Napiter Perakit Bom Bali 1 yang Kini Sukses Jualan Soto

Melihat tumpukan jenazah di trotoar

Ayah Garil memarkir mobilnya di depan Sari Club untuk menunggu penumpang. Getty Images Ayah Garil memarkir mobilnya di depan Sari Club untuk menunggu penumpang.
Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, itu pun berlari ke arah belakang, lalu naik tangga ke lantai dua.

Dari lantai dua itu, tak ada jalan lain selain melompat ke arah atap rumah tetangga di belakang Sari Club.

"Karena tidak ada jalan lain lagi, terpaksa melompat ke atap rumah tetangga," kenang Jatmiko.

Setelah meloncat ke atap rumah tetangga, Jatmiko dan korban lainnya merangkak di atap beberapa rumah yang lain dan berusaha mencari jalan turun.

Ia nekat melompat dari atap salah satu rumah dengan ketinggian sekitar 3 sampai 4 meter.

Baca juga: Abu Bakar Baasyir Dibebaskan, Korban Bom Bali Berusaha Memaafkan: Semoga Beliau Menjadi Lebih Baik

Setelah turun dari atap, ia terus saja menyusuri Jalan Popies II, sebuah jalan kecil tak jauh dari Sari Club. Jatmiko kemudian berjalan ke ke arah Sari Club.

Ia ingin melihat apa sebenarnya yang terjadi. Di depan Sari Club, sudah ada banyak sekali tubuh manusia yang terbakar.

Ia juga melihat ada tubuh manusia yang menggantung, seperti tersangkut di pagar. Ada banyak jenazah yang ditumpuk-tumpuk di atas trotoar.

Baca juga: Ini Rekam Jejak Buronan Bom Bali I Menurut Catatan Densus 88

202 orang meninggal dunia

Warga negara Jepang Takako Suzuki memegang foto anaknya Kosuke Suzuki bersama istrinya Yuka Suzuki yang menjadi korban dalam tragedi Bom Bali, di halaman Monumen Bom Bali, Kuta, Sabtu (12/10/2019). Meski pada 12 Oktober 2012 yang merupakan peringatan satu dekade tragedi bom Bali menjadi momentum peringatan terakhir, hingga tahun ke-17 ini para penyintas dan keluarga korban masih terus menggelar doa-doa dan tabur bunga di Monumen Bom Bali.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Warga negara Jepang Takako Suzuki memegang foto anaknya Kosuke Suzuki bersama istrinya Yuka Suzuki yang menjadi korban dalam tragedi Bom Bali, di halaman Monumen Bom Bali, Kuta, Sabtu (12/10/2019). Meski pada 12 Oktober 2012 yang merupakan peringatan satu dekade tragedi bom Bali menjadi momentum peringatan terakhir, hingga tahun ke-17 ini para penyintas dan keluarga korban masih terus menggelar doa-doa dan tabur bunga di Monumen Bom Bali.
Tragedi Bom Bali I merengut 202 jiwa melayang serta 209 orang luka-luka.

Ledakan yang terjadi di Sari Club menewaskan 184 orang, 250 orang luka-luka, 47 bangunan hancur dan ratusan mobil rusak berat.

Tak hanya menewaskan ratusan orang, ledakan bom yang terjadi di Sari Club juga meninggalkan lubang besar berdiameter 2x4 meter dan kedalaman 1,5 meter.

Selain warga lokal, ledakan Bom Bali tersebut juga merenggut nyawa dari kalangan turis terdiri dari 21 negara.

Baca juga: Sosok Napiter Kasus Bom Bali II di Mata Adik Kandung: Pernah Kerja Bareng dan Mengajar Mengaji

Mereka adalah 88 warga negara Australia, 38 warga negara Indonesia, 28 warga negara Inggris, 7 warga negara Amerika, 6 warga negara Jerman.

Serta 5 warga negara Swedia, 4 warga negara Belanda, 4 warga negara Prancis, 3 warga negara Denmark, 3 warga negara Selandia Baru, 3 warga negara Swiss.

Termasuk masing-masing 2 warga negara Brasil, Kanada, Jepang, Afrika Selatan, Korea Selatan.

Dan masing-masing 1 orang warga negara Ekuador, Yunani, Italia, Polandia, Portugal dan Taiwan.

Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul pengeboman dengan skala kecil pada tahun 2005 atau yang dikenal sebagai Bom Bali II.

Baca juga: Subur Sugianto, Napi Teroris Kasus Bom Bali II Meninggal Dunia

Amankan pelaku utama Bom Bali I

Penyintas tragedi Bom Bali, Chusnul Chotimah (kiri) bersama warga lainnya berdoa di Monumen Bom Bali, Sabtu (12/10/2019). Meski pada 12 Oktober 2012 yang merupakan peringatan satu dekade tragedi bom Bali menjadi momentum peringatan terakhir, hingga tahun ke-17 ini para penyintas dan keluarga korban masih terus menggelar doa-doa dan tabur bunga di Monumen Bom Bali.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Penyintas tragedi Bom Bali, Chusnul Chotimah (kiri) bersama warga lainnya berdoa di Monumen Bom Bali, Sabtu (12/10/2019). Meski pada 12 Oktober 2012 yang merupakan peringatan satu dekade tragedi bom Bali menjadi momentum peringatan terakhir, hingga tahun ke-17 ini para penyintas dan keluarga korban masih terus menggelar doa-doa dan tabur bunga di Monumen Bom Bali.
Tersangka kunci tragedi Bom Bali I yakni Amrozi Bin Nurhasyim yang ditangkap di rumahnya di Desa tenggulun, Lamongan, Jawa Timur pada 10 November 2002.

Amrozi membeberkan ada lima orang yang menjadi tim inti pengeboman.

Eksekutor di Sari Club dan Paddy's yakni Ali Imron (adik Amrozi), Ali Fauzi (saudara lain ibu kandung Amrozi) dan Qomaruddin.

M Gufron (kakak Amrozi) dan Mubarok menjadi orang yang membantu mempersiapkan pengeboman.

Pada 26 November 2002, Imam Samudra, satu tersangka lain bom Bali ditangkap di Kapal Pelabuhan Merak.

Baca juga: Cerita Putra Amrozi Pelaku Bom Bali I, Sempat Dikucilkan, Tak Ingin Anak Alami Hal Sama

Dari hasil penyelidikan polisi ada 26 orang yang ditetapkan sebagai tersangka termasuk Umar Patek alias Umar Kecil.

Setelah 19 tahun berlalu, Made Yoga Pramana berharap kejadian tersebut tak terulang kembali.

Yoga, sapaan akrabnya, harus kehilangan sosok sang ayah yang merupakan petugas keamanan di pintu masuk Sari Club.

"Harapannya Bali aman, aksi terorisme tidak boleh terulang kembali seperti peristiwa seperti 19 tahun lalu," kata Yoga, saat berbincang dengan Kompas.com.

Baca juga: Mereka Menuduh Kami Lebih Kafir dari Polisi, Kata Adik Trio Bom Bali I Soal Perangnya Melawan Radikalisasi

Yoga mengaku, sejak kepergian sang ayah akibat menjadi bom Bali tahun 2002 silam, ibunya langsung banting setir menjadi tulang punggung keluarga.

"Beruntung saat ini saya juga sudah bekerja, jadi beban ibu bisa berkurang," pungkas dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ach. Fawaidi | Editor : Robertus Belarminus), Tribun Bali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com