Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Dugaan Kecurangan pada Atlet Binaraga di PON, Ini Tanggapan KONI Jatim

Kompas.com - 11/10/2021, 19:47 WIB
Muchlis,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur merespons dugaan kecurangan terhadap atlet binaraga di ajang PON XX Papua.

Mereka menilai juri tidak bersikap sportif dalam memutuskan hasil akhir.

Pernyataan itu dikemukakan oleh Sekretaris Umum KONI Jatim Suwanto.

Suwanto mengaku, keputusan juri pada para atletnya yang dinilai sangat potensial untuk membawa pulang medali emas ke Jawa Timur, dinilai kurang adil.

Dia mengatakan, saat pertandingan laga final di Auditorium Universitas Cendrawasih, ada kecurangan yang terjadi.

Baca juga: Sempat Berdiri Selama 4 Hari, Boneka Squid Game di Surabaya Akhirnya Dibongkar Satpol PP

Bentuk dugaan kecurangan

Suwanto menuturkan, dirinya memperoleh informasi dari kepala pelatih Raja Saihan.

Atlet yang bernama Misnadi misalnya, yang sebenarnya sudah mendapat medali di kelas 70 kg, namanya tahu-tahu tidak dipanggil saat akan naik panggung untuk menerima medali.

Padahal akselerasi Misnadi sangat baik.

Tidak hanya dialami oleh Misnadi, dugaan kecurangan juga diduga terjadi pada atlet Komara yang bertanding di kelas 80 kg.

Komara yang sudah menjadi atlet andalan Jatim karena empat kali meraih medali emas di ajang PON, juga gagal mempersembahkan medali emas karena dikalahkan keputusan dewan juri.

"Kata pelatih yang saat itu menyaksikan, sempat ricuh di arena pertandingan. Pelatih kami pertanyakan keputusan dewan juri, pelatih dan ofisial kami minta data penilaian dibuka agar transparan. Tapi dewan juri tidak bisa memberikan jawaban dan malah mengadu ke petugas keamanan," kata Suwanto sembari menceritakan informasinya.

Baca juga: Penyebab Boneka Squid Game di Surabaya Dibongkar Satpol PP, karena Picu Kerumunan

Pengembalian medali


Suwanto mengamini keputusan kepala pelatih Raja Saihan yang melakukan protes kala itu hingga mengembalikan medali perunggu yang telah didapatnya.

"Itu kan sudah dilakukan itu oleh pelatihnya. Untuk medalinya, medali perunggu sudah dikembalikan kepada panitia," kata dia saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Senin (11/10/2021).

Baca juga: Papua Raih 3 dari 7 Emas yang Diperebutkan di Cabor Binaraga PON XX

 

Suwanto menjelaskan, roh kompetisi yang diselenggarakan di bumi Papua itu adalah sportivitas.

Apalagi, Presiden Jokowi menyampaikan ajang PON sebagai ajang mempererat tali persaudaraan.

"Kita kan maunya ya sportivitaslah, inikan sport (olahraga) karena sport ini ya kuncinya hanya satu, harus menjunjung tinggi sportivitas bukan untuk yang lain," pinta Suwanto.

Baca juga: Hanya Beratap Daun, Ini Kondisi Rumah Peraih Medali Emas PON Papua Asal NTT yang Dijemput Pakai Pikap

Bagi Suwanto, pengembalian medali yang dilakukan oleh pelatih dan ofisial kala itu adalah bentuk keputusan tegas.

"Saya yakin mereka-mereka yang paham. Pelatih dan ofisial itu paham semua dan itu keliaatan itu," cetusnya.

Karena kesal, menurut Raja, tim binaraga Jatim mengembalikan dua medali perunggu yang didapat di kelas 65 kg atas nama Kariyono dan 80 kg atas nama Komara Ditayana.

"Atlet-atlet kita apa lagi dulu-dulunya atlet ini bukan atlet sembarangan, dari kualitas sudah kelihatan mereka peraih emas berkali-kali di PON. Sehingga orang pun akan tahu kualitas ini," beber dia.

KONI Jatim pasrahkan sepenuhnya pada dewan hakim

Atas kejadian tersebut Suwanto telah memasrahkan sepenuhnya pada dewan hakim untuk menelusuri.

"Nanti biar dewan hakim lah yang ngurus itu, yang kita minta juga dewan hakim nanti harus sportif juga," tegas pinta Suwanto.

Dia tidak akan melakukan komunikasi kepada dewan hakim, sebab dewan hakim otomatis menjadi pihak yang memberikan keadilan ketika ada hal kejanggalan seperti ini.

"Kita tidak perlu ada komunikasi dengan mereka. Karena mereka yang mengadili. Kalau ini nanti dinilai salah, maka dewan hakim akan melihat fakta-fakta yang terjadi di lapangan, bisa jadi mereka memutar rekaman video dan sebagainya dan pastinya akan melihat sendiri," urai dia.

"Saya kira ayolah kita sama-sama menjunjung sportivitas, melihat potensi kualitas atlet pada saat di lapangan. Harus objektif. Jangan sampek enggak objektif," imbuh dia.

Suwanto, mengaku sangat legowo jika atletnya dinyatakan kalah namun berdasarkan hasil yang objektif. 

"Bayangkan saja kami berlatih pun sudah cukup lama bukan hanya berlatih asal-asalan. Kita ini menjalankan latihan di puslatda ini empat tahun lho untuk persiapan PON saat ini. Jadi putuskan secara objektif dan junjung sportivitas," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidak ke Toko Modern, Tim Gabungan di Solo Temukan Makanan Kedaluwarsa yang Masih Dijual

Sidak ke Toko Modern, Tim Gabungan di Solo Temukan Makanan Kedaluwarsa yang Masih Dijual

Regional
TNI AL Sita Rokok Ilegal Senilai Rp 2 Miliar di Labuan Bajo

TNI AL Sita Rokok Ilegal Senilai Rp 2 Miliar di Labuan Bajo

Regional
Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Regional
PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

Regional
2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

Regional
131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

Regional
Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Regional
Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Regional
Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com