Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Busuk dari Pabrik Pupuk Diprotes Warga, DLH Nganjuk Bakal Cek ke Lapangan

Kompas.com - 11/10/2021, 19:35 WIB
Usman Hadi ,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nganjuk angkat bicara mengenai viralnya bau busuk dari pabrik pupuk organik yang diprotes warga Desa Tanjungkalang, Kecamatan Ngronggot.

Pihak DLH Kabupaten Nganjuk menyatakan akan mengecek ke lokasi sembari menentukan langkah-langkah berikutnya.

“Nanti kita akan cek lapangan, akan diadakan pemantauan. Setelah itu akan diambil langkah-langkah,” ujar Sekretaris DLH Kabupaten Nganjuk, Nurbinti, kepada Kompas.com, Senin (11/10/2021).

Baca juga: Warga Nganjuk Protes Bau Busuk dari Pabrik Pupuk, Pemdes Upayakan Mediasi

DLH Kabupaten Nganjuk, kata Nurbinti, mengaku baru mengetahui aksi pemasangan spanduk bertuliskan protes warga atas bau busuk dan debu tersebut.

Oleh karenanya, pihaknya perlu mengecek ke lokasi untuk memetakan duduk perkara.

“Kita perlu klarifikasi di lapangan,” tutur eks Camat Berbek itu.

Sementara itu, Kasi Pelayanan Pemerintah Desa (Pemdes) Tanjungkalang Abdul Azis mengatakan, pihaknya akan mencoba melakukan mediasi warga dengan pihak pengelola pabrik pupuk organik pada Selasa (12/10/2021).

“Upaya dari desa itu nanti dimusyawarahkan antara pemilik pabrik dan paguyuban (warga) untuk bisa membantu memediasi. Rencananya (mediasi) insyaallah besok,” beber Azis.

Menurut Azis, Pemdes Tanjungkalang sudah beberapa kali melakukan mediasi.

Bahkan pada tahun 2018 lalu Pemdes Tanjungkalang sudah mempertemukan warga sekitar dengan pengelola pabrik pupuk organik.

“Dan ketika itu, CV Satria Jaya itu (pabrik pupuk organik) memberikan kompensasi kepada yang terdampak. Artinya lingkungan yang terdampak itu mendapat kompensasi,” sebut Azis.

Baca juga: Protes Pabrik Pupuk di Nganjuk, Warga: Harapan Masyarakat Tidak Mencium Bau dan Debu Ini

Namun karena bau busuk dan debu dari pabrik tak kunjung hilang, warga memilih menolak kompensasi atau tali asih sejak Juli 2020.

Warga meminta bau busuk dihilangkan, bila tidak maka warga minta pabrik dipindah.

“Artinya warga itu masih, misalkan pabrik pupuk tidak berbau itu tidak ada masalah. Intinya seperti itu,” pungkas Azis.

Diberitakan sebelumnya, unggahan foto yang menggambarkan spanduk bertebaran di kawasan permukiman padat penduduk viral di media sosial Facebook.

Spanduk dalam foto tersebut berisi protes warga atas bau busuk dan debu yang dihasilkan dari pabrik pupuk organik di wilayah setempat.

Adapun foto tersebut diunggah salah satunya oleh akun Facebook @Nasrul Muhd Fauzan.

Kompas.com telah mendatangi kantor pabrik yang dimaksud oleh warga, namun petugas keamanan setempat menyebutkan direktur perusahaan belum bisa ditemui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com