"Mestinya pemerintah kalau menurut saya ya memberikan talangan supaya peternaknya bisa jalan terus. Tapi kan tidak ada talangan, karena yang punya petelur dianggap sudah pengusaha. Beda kalau itu menyangkut rakyat yang miskin," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Susanto, salah seorang peternak ayam petelur di Blora, Jawa Tengah, berkeluh kesah soal kerugian yang dialaminya gara-gara murahnya harga telur.
Saat ini, kata Susanto, harga telur ayam per kilogramnya sekitar Rp 15.800.
Meski harga telur turun, hal ini tidak diimbangi dengan turunnya harga pakan ayam.
Akibatnya, hampir tiap hari selama sebulan ini dirinya merugi.
"Pendapatan sehari di sekitaran Rp 250.000. Pengeluaran pakan paling enggak total Rp 385.000. Terjadi penurunan harga ini sudah ada sekitar satu bulanan," kata dia.
Untuk menutupi kerugian tersebut, Susanto harus mencari pinjaman ke sana-ke mari.
"Ke depannya sih mudah-mudahan bisa normal lagi lah, paling enggak ya Rp 20.000. Jadi kalau untuk peternak-peternak kecil enggak keberatan," terang dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.