Dino (27), warga Semarang, mencoba membuktikan fenomena itu dengan berdiri di bawah teriknya matahari.
Lalu, untuk lebih meyakinkan dirinya, Dino merekam detik-detik saat fenomena itu terjadi menggunakan ponselnya.
Dino saat itu juga tampak menunduk untuk memastikan bayangannya tidak terlihat.
"Saya penasaran, makanya ini coba motret bayangan sendiri pukul 11.25 WIB. Memang kelihatan samar karena bayangannya tegak lurus tertutup badan. Cuma terjadi sebentar habis itu muncul lagi bayangannya," jelasnya saat ditemui di Taman Budaya Raden Saleh, Semarang, Senin.
Baca juga: Informasi Seputar Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim, Penjelasan hingga Jadwalnya...
Sementara itu, menurut Iis, mempertimbangkan posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa.
"Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang kota tersebut," jelas Iis.
Untuk Kota Jakarta, kata Iis, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2021, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 9 Oktober 2021, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB.
"Secara umum, kulminasi utama tahun 2021 di Indonesia terjadi terjadi antara 20 Februari 2021 di Baa, Nusa Tenggara Timur, hingga 4 April 2021 di Sabang, Aceh; dan 7 September 2021 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2021 di Baa, Nusa Tenggara Timur," imbuhnya.
(Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.