NUNUKAN, KOMPAS.com – Setelah pandemi Covid-19 berlangsung hampir dua tahun, akhirnya Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memiliki laboratorium untuk memeriksa sampel pasien dengan metode polymerace chain reaction (PCR).
Gedung tersebut dibangun dengan anggaran sekitar Rp 1,7 Miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Penugasan.
Fasilitas ini akan menjadi sentral dalam pencegahan dan deteksi dini bagi masuknya Covid-19 varian baru yang berpotensi dibawa oleh eks Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang dideportasi oleh Malaysia.
"Selama ini deportasi PMI rutin dikirim via Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Dengan adanya Lab PCR, kita bisa langsung tahu hasil pemeriksaan mereka dan tidak perlu lagi menunggu lama hasil pemeriksaan BBLK Surabaya," ujar Direktur RSUD Nunukan dr.Dulman, Senin (11/10/2021).
Baca juga: Istri Anggota DPRD Nunukan Dipolisikan, Diduga Lakukan Cyberbullying kepada Remaja
Di laboratorium PCR ini, ada dua mesin dengan kemampuan memeriksa 96 sampel dalam satu kali operasi.
Selain itu, Kabupaten Nunukan masih memiliki PCR Mobile dengan kemampuan yang sama. Ada juga PCR portable dengan kemampuan enam sampel sekali running.
"Kita siapkan tiga dokter spesialis patology untuk pemeriksaan PCR. Ada 10 SDM Lab yang sangat siap bertugas, dan kita berharap beranda negeri ini mampu menangkal masuknya varian Lambda yang sudah menyebar di Malaysia," lanjut Dulman.
Kesiapan mesin PCR dan SDM yang mumpuni, lanjut Dulman, merupakan salah satu upaya pencegahan dari masuknya virus varian baru yang konon memiliki daya penularan jauh lebih cepat dan gejala lebih berat dibanding varian Delta.
Baca juga: Angkut BBM Ribuan Liter, Pesawat Jenis Caravan Tergelincir di Nunukan, Ini Kronologinya
Untuk itu, seluruh PMI yang akan dideportasi dari Malaysia melalui Nunukan, setiap personelnya dipastikan wajib menjalani pemeriksaan PCR tanpa kecuali.
"Ada sekitar 1.400 PMI yang akan dideportasi dalam waktu dekat. Kita akan melihat dulu seperti apa mekanisme pemeriksaannya, apakah cukup dengan PCR Mobile?, yang jelas kita tidak ingin kebobolan dengan persiapan kita yang bisa dikatakan cukup matang ini," kata Dulman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.