KOMPAS.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buru Selatan, Maluku, Ambo Intan Karate menikahkan anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) berinisial NK (15), dengan seorang ustaz asal Tangerang, Banten.
Diketahui, NK merupakan siswi berprestasi di sekolahnya SMP Negeri 1 Namrole, Buru Selatan.
Pernikahan itu terjadi sekitar dua pekan lalu di rumahnya di Labuang, Buru Selatan, Maluku.
Akibat pernikahan itu, para siswa dan guru SMP tempat NK bersekolah menggelar demonstrasi di Kantor Wilayah Kementerian Agama Buru Selatan dan DPRD Buru Selatan. Unjuk rasa dilakukan para siswa dan guru pada Senin (4/10/2021).
Para siswa dan guru memilih berunjuk rasa karena merasa keputusan orangtua NK dan KUA telah memengaruhi murid lainnya.
Sementara itu, setelah delapan tahun merantau menjadi asistant rumah tangga (ART) di Surbaya, Jawa Timur, Yesti Rambu Jola Pati, warga asal Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya dapat menyelesaikan kuliahnya di Universitas dr Soetomo Surabaya dan meraih gelar sarjana pendidikan matematika.
Setelah menyandang gelar sarjana, Yesti mendapat tawaran pekerjaan baru dari majikannya sebagai manajer restoran yang menjual masakan khas Italia di kawasan Surabaya Barat. Restoran itu baru dibuka pada November.
Yesti mengaku bersyukur dengan semua yang didapatkan saat ini. Hasil ini, kata Yesti, merupakan buah dari sikap tidak mudah putus asa.
Baca populer nusantara selengkapnya:
NK (15), siswi SMP Negeri 1 Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Maluku yang dinikahkan oleh orangtuanya dengan seorang ustaz asal Tangerang, Banten ternyata merupakan siswi berprestasi di sekolahnya.
Hal itu diungkapkan Kepala SMP NegeriNamrole, Noho Lesilawang.
“NK ini siswi yang pintar dan sangat berprestasi di sekolah,” kata Noho Lesilawang kepada Kompas.com via telepon seluler, Sabtu (9/10/2021).
Karena memiliki kemampuan di atas siswa lainnya, kata Noho, NK kerap diminta menjadi guru untuk mengajari teman-temannya di sekolah.
Namun, saat ia dinikahkan oleh ayahnya, AMbon Intan Karate, teman-temannya sebaya pun merasa kehilangan.
“Saat menikah beberapa waktu lalu usianya baru 15 tahun sembilan hari,” ujarnya.
Akibat pernikahan itu, para siswa dan guru SMP tempat NK bersekolah juga menggelar demonstrasi di Kantor Wilayah Kementerian Agama Buru Selatan dan DPRD Buru Selatan. Unjuk rasa dilakukan para siswa dan guru pada Senin (4/10/2021).
Kata Noho, para siswa dan guru memilih berunjuk rasa karena merasa keputusan orangtua NK dan KUA telah memengaruhi murid lainnya.
“Kasus ini menjadi perhatian semua siswa di sekolah, mereka sangat merasa kehilangan begitu pun para guru, jadi saat dia dikawinkan oleh orangtuanya secara paksa itu sangat berpengaruh sekali kepada para siswa jadi inisiatif dari ketua Osis dan siswa serta para guru kita langsung turun demo,” ungkapnya.
Perjuangan untuk meraih gelar sarjana yang didapat Yesti tidak semudah dengan membalikan telapak tangan.
Sebab, untuk meraih itu Yesti harus berjuang keras menjadi seorang ART di Surabaya. Yesti merantau ke Surabaya saat usianya 18 tahun.