Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kota Blitar Uji Coba "New Normal"

Kompas.com - 10/10/2021, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

Apakah bisa lepas masker?

New Normal dalam uji coba Kota Blitar ini tak berubah makna, yaitu beradaptasi dengan kehidupan baru. Hanya saja untuk tujuan bagaimana masyarakat bisa hidup berdampingan bersama dengan virus.

"Jadi virus yang sehari-hari [di lingkungan], tapi kita tidak sakit. Ini yang nanti akan terjadi," kata Alexander.

Ia melanjutkan, penerapan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak lebih diketatkan.

Tapi protokol tersebut diharapkan sudah menjadi budaya, yaitu atas kesadaran masyarakat sendiri.

Baca juga: 9 SMPN di Kota Blitar Bersiap Jadi Kawasan Penerapan Prokes Ketat

"Kemudian penduduk itu, ketika bergejala dia sudah memisahkan diri. Kalau aplikasi lindunginya [Peduli Lindungi] berwarna hitam, berarti dia tidak jalan-jalan lagi ke mal. Jadi perilaku," kata Alexander.

Ia menambahkan, tujuan uji coba untuk membangun kesadaran masyarakat ini untuk mempertahankan status Kota Blitar pada level satu atau kurang dari itu.

Jenis-jenis pelonggaran apa saja yang bisa dilakukan dalam kondisi New Normal di Blitar?

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan dalam status level satu daerah tersebut relaksasinya bisa sampai 100%.

Baca juga: Soal Pemuda Dikeroyok gara-gara Menolak Lepas Atribut Perguruan Silat, Polres Blitar Digeruduk Ratusan Pesilat

Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto menabur bunga di pusara makam orang tua Presiden Sukarno. Makam Bung Karno di Blitar kerap didatangi peziarah dari luar kota.ANTARA FOTO/Irfan Anshori/foc Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto menabur bunga di pusara makam orang tua Presiden Sukarno. Makam Bung Karno di Blitar kerap didatangi peziarah dari luar kota.
Perkantoran nonesensial sudah bisa diisi karyawan sebanyak 75% dari kapasitas yang tersedia. Lalu, sektor kritikal dan esensial sudah bisa 100% berjalan normal, di antaranya logistik, makanan dan minuman, konstruksi, keamanan, keuangan, pasar modal dan perhotelan.

Toko swalayan dan pasar rakyat sudah bisa dibuka 75% hingga pukul 10 malam.

Fasilitas umum seperti tempat wisata juga sudah bisa dimasuki oleh anak-anak usia 12 tahun—yang pada level dua belum diperbolehkan, dengan kapasitas 75%.

"Kemudian resepsi pernikahan, juga ada kemungkinan ada makan prasmanan, atau dine-in. Yang tadinya tidak bisa dine-in," kata Nadia.

Baca juga: Risiko Terbesar Penularan Covid-19, Area Makam Bung Karno di Blitar Masuk Zona Prokes Ketat

Dengan relaksasi ini, pemerintah akan melakukan uji coba terhadap protokol kesehatan, termasuk penanganan kasus.

"Tentu kalau kita sudah melakukan uji coba di Blitar, berikutnya kan ada daerah-daerah lain yang mungkin akan masuk ke PPKM level satu.

"Dan kalau sudah masuk PPKM level satu, akan berlaku protap-protap atau SOP yang kita sudah uji cobakan di Blitar ini," lanjut Nadia.

Langkah apa yang disiapkan Pemkot Blitar?

Wali Kota Blitar Santoso dan Wakil Wali Kota Blitar Tjutjuk Sunario menjawab pertanyaan wartawan usai pelantikan pejabat baru di lingkungan Pemkot Blitar, Sabtu (2/10/2021).KOMPAS.com/ASIP HASANI Wali Kota Blitar Santoso dan Wakil Wali Kota Blitar Tjutjuk Sunario menjawab pertanyaan wartawan usai pelantikan pejabat baru di lingkungan Pemkot Blitar, Sabtu (2/10/2021).
Wali Kota Blitar, Santoso mengatakan, uji coba ini akan diterjemahkan dalam kebijakan penerapan protokoler secara ketat, pelaksanaan 3T; testing, tracing dan treatment, dan juga pelaksanaan vaksinasi secara masif.

Pemkot, kata Santoso, juga akan melibatkan TNI/Polri, tokoh masyarakat, camat, dan lurah "semua kita gerakkan untuk vaksinasi."

Ia menyebut vaksinasi pertama di Kota Blitar sudah mencapai 94,46%.

"Mungkin sekarang sudah ada peningkatan lagi," katanya.

Baca juga: Warga Bingung Kota Blitar Terapkan PPKM Level 1 atau New Normal, Ini Jawaban Wali Kota

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Blitar Dharma Setiawan menambahkan uji coba ini merupakan "tantangan".

Kata dia, meskipun telah mendapat status level satu, pemerintah kota harus tetap memainkan "gas dan rem" dalam kebijakan relaksasi aktivitas masyarakat.

"Patut diingat New Normal itu kehidupan normal, tetapi protokol kesehatan nomor satu harus ditegakkan," kata Dharma.

Bagaimana reaksi warga Kota Blitar?

Milu Hayati pedagang suvenir di kawasan Makam Bung Karno menyambut hangat status level satu di kotanya.Asip Hasani Milu Hayati pedagang suvenir di kawasan Makam Bung Karno menyambut hangat status level satu di kotanya.
Penetapan level satu Kota Blitar mendapat sambutan hangat dari para pedagang suvenir di kawasan makam Bung Karno.

Saat Kota Blitar memasuki kasus tinggi, makam sempat ditutup selama berbulan-bulan membuat para pedagang tak punya pemasukan.

Milu Hayati adalah pedagang suvenir di kawasan Makam Bung Karno.

Perempuan yang sudah 10 tahun berdagang di kawasan ini mengatakan, "Alhamdulilah jadi level satu. Insyaallah warga Blitar sini juga menjaga saling mengingatkan kalau ada pengunjung dari luar kota, dari mana daerah itu, menjaga protokol kesehatan."

Baca juga: Epidemiolog Ingatkan Kota Blitar Belum Aman dari Covid-19 meski Terapkan PPKM Level 1

Milu menambahkan, sejak makam dibuka perekonomian keluarganya mulai membaik.

Hal serupa juga diungkapkan Eka Astuti.

"Dengan dibukanya begini, Alhamdulilah sekali sangat-sangat bersyukur. Ekonomi berjalan dengan baik. Kita bisa memenuhi kebutuhan, menutup apa yang kemarin-kemarin kekurangan dari ekonomi kita," kata dia.

Sementara itu, warga Kota Blitar, Afik justru was-was dengan status level satu ini.

"Level satu, artinya pemerintah kota ini harus memastikan dan menjamin kalau kita benar-benar layak di sana, dan penanganan apa pun yang dilakukan ini bisa mengontrol covid-19.

"Karena yang saya takutkan justru karena penerapan PPKM level satu ini, kita malah menjadi kluster baru, malah melonjak," kata Afik.

Baca juga: Kota Blitar Satu-satunya Daerah PPKM Level 1, Staf Ahli Menkes: Capaian Vaksinasinya di Atas 70 Persen

Kenapa ahli epidemiologi tetap khawatir?

Kesibukan terlihat di Pasar Suvenir Makam Bung Karno, Minggu (19/9/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Kesibukan terlihat di Pasar Suvenir Makam Bung Karno, Minggu (19/9/2021)
Epidemiolog dari Universitas Sriwijaya, Najmah Usman memperingatkan pemerintah harus berhati-hati dalam menggunakan terminologi 'New Normal' pada wilayah PPKM level satu.

Sebab, berdasarkan riset yang pernah ia dan rekan-rekannya lakukan, New Normal bisa diartikan masyarakat sebagai melepas masker dan boleh berkerumun.

"Kalau penelitian kita, interpretasi kita new normal itu kembali ke normal. Nggak ada corona lagi. Nggak ada pemeriksaan lagi dan sebagainya. Kita tidak bisa menyalahkan masyarakat, karena yang masyarakat tangkap kan yang pertama kali yang diyakini," kata Najmah.

Riset ini dipublikasi dalam jurnal ilmiah Intersections: Gender and Sexuality in Asia and the Pacific April lalu.

Baca juga: Uji Coba Pembukaan Makam Bung Karno Dongkrak Tingkat Hunian Hotel di Kota Blitar

Oleh karena itu, kata Najmah, pemerintah harus menghindari menggunakan istilah-istilah yang "kompleks".

"Jadi setiap bahasa yang disampaikan itu tidak ambigu dari pemerintah, mudah dicerna masyarakat. Jangan sampai menggunakan bahasa-bahasa, kompleks banget permainan kata yang tidak jelas," kata dia.

Najmah menambahkan jika uji coba protokol kesehatan di Kota Blitar gagal, maka ada kemungkinan kasus meningkat lagi, ditambah dengan varian-varian baru dari virus yang bermunculan.

Baca juga: Peziarah Banjiri Makam Bung Karno di Hari Pertama Uji Coba Pembukaan

Keramaian pengunjung Makam Bung Karno terlihat di area citywalk, Minggu (19/9/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Keramaian pengunjung Makam Bung Karno terlihat di area citywalk, Minggu (19/9/2021)
Sementara, epidemiolog dari Perhimpunan Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane menilai uji coba New Normal Kota Blitar merupakan rangkaian dari kebijakan pemerintah yang sudah tidak diperhatikan masyarakat.

Kebijakan sebelumnya terdapat PSBB, PSBB transisi, lockdown lokal, PPKM mikro, hingga PPKM level 1-4.

"Masyarakat saat ini sudah tidak terlalu perhatian terhadap pembatasan-pembatasan yang dilakukan pemerintah," kata Masdalina.

Ia juga menduga kebijakan-kebijakan tersebut sebagai upaya pemerintah untuk menghindari desakan ahli kesehatan untuk melakukan karantina wilayah.

Baca juga: Jelang Pembukaan Makam Bung Karno, Pedagang Suvenir Antusias Ikuti Tes Covid-19

Penurunan kasus Covid-19 belakangan ini, kata Masdalina lebih dipengaruhi oleh upaya melakukan pelacakan kontak termasuk testing, yang baru-baru ini digencarkan oleh pemerintah.

Masdalina menambahkan, lebih baik pemerintah fokus pada upaya untuk menurunkan status transmisi penularan menuju angka nol, sebagai ukuran untuk pemberlakuan relaksasi suatu wilayah.

Saat ini status transmisi di Indonesia adalah transmisi komunitas, di mana seseorang tidak tahu tertular dari siapa.

Baca juga: Pemerintah Kota Blitar Tutup Makam Bung Karno 3 Hari, Ini Alasannya

Ini merupakan transmisi tingkat paling bawah dalam status epidemiologi.

"Artinya masih banyak orang yang berkeliaran di luar sana, yang tidak dikurung, dan terus menularkan," kata Masdalina.

Transmisi selanjutnya adalah kluster yang artinya "80% kasus baru kita berasal atau mengetahui, siapa yang menularkannya."

Ketiga, transmisi sporadik di mana kasus di bawa dari luar suatu wilayah.

Dan terakhir tingkat transmisi tanpa kasus di mana selama 28 hari suatu wilayah dikatakan tak ada penularan kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung Akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung Akan Dibuka Kembali

Regional
Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com