Meski sangat tertarik, Sherly mengaku sempat agak kesusahan ketika memakannya karena ukurannya panjang.
"Tapi rasanya gurih, enggak alot," ujar Sherly.
Hal senada disampaikan Muhammad Arif Kholiyudin (25), warga Purwokerto.
"Sebenarnya agak susah makannya, karena biasanya pendek-pendek. Tapi ini unik, enak juga, kalau difoto sangat estetik," ujar Arif.
Baca juga: Pelajar di Banyumas Antusias Ikuti Vaksinasi Covid-19: Biar Cepat Masuk Sekolah Lagi
Pemilik Taman Wisata Sentana Benny Clay Rozally mengatakan, ide tersebut merupakan hasil kreatifitas tim pengelola taman tersebut.
Ia ingin mengnalkan kuliner khas tersebut kepada masyarakat luas.
"Kebetulan di wilayah Tambak kan terkenal dengan sate bebek, termasuk Sumpiuh. Kami ingin bikin sate yang unik dibanding yang lain agar semakin banyak dikenal orang," kata Benny.
Henny menuturkan, membuat sate bebek sama seperti membuat sate pada umumnya, hanya membuat sate bebek sepanjang setengah meter ini memerlukan sedikit kesabaran.
"Prosesnya sedikit lebih lama, karena menusuk dagingnya satu-satu. Satu tusuk sate berisi 20 hingga 25 potongan daging," ujar Benny.
Untuk tempat pembakaran juga perlu penyesuaian.
"Biasanya tempat pembakaran sate kan memanjang ke samping, ini kami buat memanjang ke depan agar lebih mudah," kata Benny.
Untuk menikmati satu porsi sate bebek, lengkap dengan nasi dan es teh, pengunjung cukup mengeluarkan uang Rp 25.000.
Sensasi makan sate tersebut akan semakin asyik, karena dinikmati di pinggir sungai dengan lingkungan pedesaan yang masih sangat asri.
"Untuk saat ini kami tidak melayani take away, karena panjang sulit dibungkus," kata Benny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.