YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Tebing Breksi merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Sleman. Destinasi ini terletak di Desa Wisata Sambirejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman.
Sebelum menjadi desa wisata, Sambirejo menjadi salah satu desa miskin dan tertinggal.
"Kita itu dulu desa termiskin, desa tertinggal di Sleman, segala sesuatu sangat tertinggal," ujar Ketua Pokdarwis Tlatar Seneng Mujimin saat ditemui usai kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di tebing Breksi, Jumat (8/10/2021).
Baca juga: Pemkab Wonogiri Bakal Tunda Pencairan Dana untuk Desa yang Capaian Vaksinasinya Rendah
Pak Je (panggilan Mujimin) menyampaikan Desa Sambirejo berada di perbukitan. Sehingga untuk mendapatkan air sangatlah sulit.
"Ketebalan tanah itu hanya 10 sentimeter sampai 2 meter, jadi ketika digali itu 2 meter itu tidak ketemu apa-apa, hanya batu terus. Sehingga kita tidak menemukan air," tuturnya.
"Sambirejo secara umum itu batu bertanah bukan tanah berbatu. Kita seolah-olah menempati atau hidup di pot raksasa," tambahnya.
Kondisi tersebut membuat masyarakat Desa Sambirejo kesulitan untuk bertani dan beternak. Kalaupun bertani, mereka menjadi petani musiman.
Banyak warga Sambirejo yang lantas memilih keluar kota DI Yogyakarta (DIY) untuk bekerja. Pekerjaan mereka di sana salah satunya menjadi buruh bangunan.
"Dulu banyak yang turun ke kota - kota bisa ke Jakarta, Surabaya, Bandung. Bahkan ada yang transmigrasi, karena di sini potensi tidak meyakinkan bagi mereka untuk masa depan," ucapnya.
Pak Je menuturkan tahun 1980 an, di Desa Sambirejo terdapat pertambangan batu kapur. Pertambangan ini dilakukan oleh masyarakat.
"Tebing Breksi ini dulu area pertambangan masyarakat dari tahun 80-an, hanya 45 sampai 50 penambang," ucapnya.
Para peneliti dari Badan Geologi kemudian datang untuk melakukan penelitian. Hasil penelitian tersebut diketahui jika bukit Breksi merupakan endapan vulkanik gunung api purba.
"Sesuai penelitian dari Badan Geologi Bandung ini termasuk geoheritage, artinya ini adalah endapan vulkanik gunung purba," urainya.
Baca juga: Pemkab Wonogiri Bakal Tunda Pencairan Dana untuk Desa yang Capaian Vaksinasinya Rendah
Pada sekitar tahun 2014, lanjut Pak Je, aktivitas pertambangan dihentikan. Sebab, kawasan tersebut masuk dalam geoheritage yang harus dilindungi dan dilestarikan.
"Ngarso Dalem (Sri Sultan HB X) selaku Gubernur DIY juga menghendaki penambangan harus dihentikan. Dan harus dilestarikan karena itu masuk geoheritage," tandasnya.