LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Kisah perjuangan Sukardi Malik, seorang guru honorer di SMPN 1 Praya Timur, Lombok Tengah, NTB, membuat hati Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim tersentuh.
Bagaimana tidak, Sukardi mengabdi selama 25 tahun sebagai guru honorer meski gaji yang diperolehnya tidak seberapa.
Baca juga: Nadiem Ajak Guru Honorer yang Tak Lolos Seleksi Pertama PPPK Ikut Ronde Berikutnya
Gaji Sukardi jauh dari upah minimum regional (UMR), yakni tidak lebih dari Rp 300.000 per bulan, itu pun Sukardi hanya mendapatkannya 4 bulan sekali.
Dalam surat terbukanya di laman Instagram resmi @nadiemmakarim, Nadiem menyebut Sukardi sebagai "Bapak Kosnya".
Nadiem menyampaikan rasa terima kasih kepada Sukardi yang memperbolehkan dia menginap di rumahnya.
Nadiem menuturkan, Sukardi rela meninggalkan pekerjaan bergaji besar demi panggilan jiwa mengajar.
"Bapak pernah mendapatkan pekerjaan di perkebunan dengan gaji Rp 8 juta per bulan, tapi Bapak berhenti setelah beberapa minggu dan kembali mengajar di sekolah karena merasa tidak ada kepuasan di luar mengajar," kata Nadiem.
Cerita lain yang tidak akan dilupakan oleh Nadiem dari Sukardi, yakni saat pria itu bertemu dengan mantan muridnya yang telah menjadi kepala sekolah.
Kepada Nadiem, Sukardi menuturkan perasaannya. Bangga sekaligus malu.
Bangga karena murid Sukardi telah menjadi lebih sukses darinya. Malu lantaran Sukardi selama puluhan tahun masih saja menjadi guru honorer dengan gaji kecil.
Baca juga: Menteri Nadiem: 173.329 Guru Honorer Akan Diangkat Menjadi PPPK
Kisah lain Sukardi yang melekat di ingatan Nadiem adalah ketika dia diberhentikan oleh seorang polisi yang ternyata mantan muridnya.
Saat itu, Sukardi tidak mengenakan helm karena rusak.
Ternyata polisi tersebut ialah mantan murid Sukardi.
Bukan mendapatkan surat tilang, Sukardi justru diberi uang oleh muridnya tersebut untuk membeli helm baru.
"Bapak pernah diberhentikan polisi karena helm Bapak rusak, dan ternyata polisinya murid Bapak. Bukannya ditilang, polisi tersebut malah memberikan Pak Sukardi uang untuk membeli helm baru. Itulah rasa hormat dan apresiasi yang Bapak ciptakan dalam murid Bapak," kata Nadiem.
Baca juga: Lolos Seleksi PPPK, Nadiem Makarim Segera Angkat Status Guru Honorer
Sementara itu, Sukardi mengakui bahwa dirinya menceritakan pengalaman tersebut kepada Nadiem.
Peristiwa itu terjadi ketika Sukardi hendak menuju Praya.
"Iya, saat itu saya hendak ke Praya, di tengah jalan saya ketemu razia. Waktu itu helm saya rusak, jadi enggak pakai. Pas mau ditilang ternyata dia (polisi) mantan murid saya dulu," kata Sukardi sambil tertawa mengenang.
Mantan anak muridnya itu kemudian memberinya uang.
"Ini, Pak, (uang) untuk beli helm nanti," ujar Sukardi.
Baca juga: Saat Guru Honorer TK Menangis Dihadapan Menteri Nadiem, Minta Kesejahteraan
Sebelumnya diberitakan, Nadiem menginap di rumah seorang guru honorer bernama Sukardi di sela-sela kunjungan ke Lombok, NTB, Rabu (6/10/2021) malam.
Dalam sebuah foto tampak Nadiem disuguhi teh hangat dan nasi terbungkus daun pisang.
Sukardi menjelaskan, saat kedatangan Nadiem, ia menyuguhkan teh hangat dan nasi bungkus yang dibelinya di warung.
"Kata Pak Menteri tidak mau merepotkan saya, jadi hanya bisa sediain teh, nasi bungkus," tutur Sukardi.
Setelah 25 tahun menjadi guru honorer, Sukardi dinyatakan lolos dalam ujian PPPK.
Sukardi bersama 173.328 guru honorer lainnya kini berstatus sebagai ASN PPPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.