Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluk Menteri Nadiem, Yanti Guru Honorer TK Menangis: Angkat Kami, Mas Menteri...

Kompas.com - 08/10/2021, 13:50 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Asmawarni Yanti (45) menangis saat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim berkunjung ke tempatnya mengajar, Kamis (7/10/2021).

Perempuan yang akrab dipanggil Yanti tesebut memeluk Nadiem dan meminta agar ia bisa mendapatkan kesejahteraan.

Yanti adalah seorang guru honorer di TK Pembina Pedesaan Jonggat, Lombok Tengah. Ia sudah 18 tahun mengajar dan hanya mendapatkan honor Rp 100.000 per bulan.

Baca juga: Saat Guru Honorer TK Menangis Dihadapan Menteri Nadiem, Minta Kesejahteraan

"Saya terharu bahagia bisa langsung tatap muka dengan Mas Menteri. Saya bilang angkat kami, (jadi pegawai) Mas Menteri," kata Yanti saat menceritakan ulang pertemuannya dengan Nadiem.

Ia mengatakan, selain menjadi guru honorer, ia bekerja sebagai petani bersama suaminya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Sudah 18 tahun mengabdi, honor hanya Rp 100.000 sekarang, terus pulang pergi pakai motor sekitar 20 kilometer lebih," kata Yanti.

Baca juga: Pengabdian Sukardi dan Yanti, Guru Honorer yang Didatangi Mendikbud Nadiem, Gaji Rp 100.000 tapi Tetap Bertekad Mengajar

Berharap diangkat jadi pegawai pemerintah

Kendati mempunyai gaji yang sedikit, ia tidak berkecil hati dan tekad untuk mengajar anak-anak sangat tinggi.

"Niat saya dari awal ngajar, mendidik, walaupun gaji tak seberapa, saya tidak pernah berpikir untuk berhenti. Saya yakin Tuhan pasti membalas usaha kita," kata Yanti.

Ia berharap suatu saat bisa menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) atau pegawai negeri sipil (PNS).

"Tidak cukup kalau segitu (gaji) kami siasati dengan bertani Juga, semoga ada kebijakan ke depan yang bisa kami diangkat menjadi PNS," kata Yanti.

Baca juga: Didatangi Mendikbud Nadiem, Sukardi, Guru Honorer di Lombok Curhat Pernah Nyambi Jadi Kuli Bangunan

"Menyakitkan hati saya"

Sementara itu, melihat Yanti dan guru-guru lain menangis, murid TK yang ada di ruangan tersebut ikut menangis.

Menanggapi hal tersebut, Nadiem mengaku tersentuh dan melihat hal tersebut menjadi pengalaman yang dilupakan oleh Nadiem.

"Sampai anak kecilnya mulai nangis, dan itu satu episode yang cukup menyedihkan. Mereka bilang kadang-kadang digaji Rp 100.000 sebulan, dan itu menyakitkan hati saya sekali," kata Nadiem.

Baca juga: Cerita Mendikbud Nadiem Menginap di Rumah Sukardi, Guru Honorer yang Telah Mengabdi 25 Tahun

Menurutnya, solusi terbaik untuk para guru honorer adalah melalui PPPK.

Untuk itu, ia meminta agar kepala daerah menyediakan PPPK untuk formasi guru honorer di TK agar mendapatkan kesempatan yang sama.

"Mohon kepala daerah, kepala dinas untuk mengisi formasi mereka, karena mereka bisa menjadi PPPK. Jadi guru-guru TK itu yang masih honorer tolong dimasukkan sebagai formasi PPPK untuk memberikan mereka kesempatan," kata Nadiem.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idham Khalid | Editor : Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Regional
Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Regional
Polisi di Pelalawan Setir Mobil Sambil Mabuk, Tabrak Pagar Kantor

Polisi di Pelalawan Setir Mobil Sambil Mabuk, Tabrak Pagar Kantor

Regional
Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Regional
Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Regional
Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Regional
Cepatnya Peningkatan Status Gunung Ruang, Potensi Tsunami Jadi Faktor

Cepatnya Peningkatan Status Gunung Ruang, Potensi Tsunami Jadi Faktor

Regional
'Tradisi' Warga Brebes Usai Idul Fitri, Gadaikan Perhiasan Emas Setelah Dipakai Saat Lebaran

"Tradisi" Warga Brebes Usai Idul Fitri, Gadaikan Perhiasan Emas Setelah Dipakai Saat Lebaran

Regional
Banjir Bandang di Musi Rawas Utara, 2 Korban Tewas, 1 Hilang

Banjir Bandang di Musi Rawas Utara, 2 Korban Tewas, 1 Hilang

Regional
Penduduk Pulau Tagulandang Dihantui Hujan Batu Pasir Gunung Ruang

Penduduk Pulau Tagulandang Dihantui Hujan Batu Pasir Gunung Ruang

Regional
Soal Dugaan Kekerasan Seksual di Kampusnya, BEM Undip: Banyak Korban Takut Bersuara

Soal Dugaan Kekerasan Seksual di Kampusnya, BEM Undip: Banyak Korban Takut Bersuara

Regional
Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara akibat Dampak Erupsi Gunung Ruang

Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara akibat Dampak Erupsi Gunung Ruang

Regional
Namanya Masuk Bursa Pilkada Solo, Gusti Bhre: Saya Fokus di Mangkunegaran Dulu

Namanya Masuk Bursa Pilkada Solo, Gusti Bhre: Saya Fokus di Mangkunegaran Dulu

Regional
Fakta Terkini Erupsi Gunung Ruang di Sitaro, Status Awas dan Soal Potensi Tsunami

Fakta Terkini Erupsi Gunung Ruang di Sitaro, Status Awas dan Soal Potensi Tsunami

Regional
Warga Terima Uang Ganti Rugi Dampak Pembangunan Bendungan Jragung, Ada yang Rp 120.000

Warga Terima Uang Ganti Rugi Dampak Pembangunan Bendungan Jragung, Ada yang Rp 120.000

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com