Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari Setelah Kericuhan, Situasi Lapas Parigi Moutong Kondusif

Kompas.com - 08/10/2021, 10:55 WIB
Mansur,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PARIGI, KOMPAS.com - Situasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, terpantau kondusif sehari setelah kericuhan.

Dugaan kericuhan dipicu adanya penganiayaan warga binaan oleh petugas lapas, Kamis (7/10/2021).

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kakanwil Kemenkumham) Sulawesi Tengah Lilik Sujandi mengatakan, aktivitas di Lapas Parigi sudah kembali normal.

"Jadi semua sudah berjalan normal, puing-puing sisa pembakaran saat ricuh telah dibersihkan sejak tadi malam. Seluruh tahanan dan warga binaan juga sudah kembali ke kamar masing-masing, semua sehat-sehat saja," ungkap Lilik saat dihubungi wartawan, Jumat (8/10/2021).

Baca juga: Lapas Parigi Moutong Ricuh, Ratusan Napi Mengamuk Rusak dan Bakar Fasilitas Lapas

Lilik Sujandi menjelaskan, dirinya mengambil alih kepemimpinan Lapas Parigi Moutong selama beberapa hari ke depan.

Kericuhan ini menjadi bahan evaluasi agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

"Pada kesempatan ini saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat dan warga binaan setelah kami melakukan dialog semua dalam kondisi baik, dan tentunya ke depan akan lebih baik dengan tetap melakukan evaluasi," jelasnya.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sejumlah aparat kepolisian bersenjata lengkap disiagakan di sekitar halaman lapas.

Baca juga: Kericuhan Lapas Parigi Moutong, Diduga Disebabkan Ada Penganiayaan Napi oleh Petugas

Diberitakan sebelumnya, Ratusan narapidana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, Kamis (7/10/2021) sekitar pukul 16.00 Wita mengamuk dan berujung kericuhan.

Kejadian itu diduga disebabkan penganiayaan salah seorang petugas lapas terhadap salah seorang narapidana.

Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sulawesi Tengah Lilik Sujandi yang dikonfirmasi via telepon membenarkan adanya kericuhan yang dilakukan oleh napi yang ada dalam lapas.

Menurutnya, selain karena adanya kesalahpahaman antara petugas lapas dan narapidana, kericuhan tersebut dipicu adanya pemeriksaan beberapa orang napi oleh kepala lapas.

Napi lain terprovokasi dan berujung perusakan, pelemparan batu,serta pembakaran fasilitas lapas seperti meja dan kursi.

"Memang tadi sore hingga malam terjadi kericuhan, ada perusakan fasilitas lapas yang dilakukan oleh tahanan,sekarang sudah terkendali dan kita sudah komunikasi dengan para tahanan," ungkap Lilik.

Lilik Sujandi menjelaskan, ratusan narapidana yang mengamuk berhasil diamankan setelah beberapa permintaan mereka dipenuhi.

Salah satunya agar didatangkan tenaga medis dan melakukan visum terhadap beberapa orang yang diduga sempat dianiaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com