Setelah berkonsultasi dengan kepala prodi, Yesti masih memiliki kesempatan untuk kembali kuliah. Catatannya, harus selesai selama dua tahun.
"Pokoknya tahun 2021 saya sudah harus selesai. Kalau tidak, ya, saya sudah kena DO dari kampus," kata Yesti.
Jumlah mata kuliah yang belum diselesaikan, akhirnya selesai selama dua tahun.
Ia kemudian bisa mengambil skripsi dengan judul "Pengaruh Self Regulated Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Islam Raden Paku Surabaya".
Cita-cita menjadi sarjana tercapai
Selesai membuat tugas akhir itu, ia mendapat kabar bisa ikut sidang skripsi dari kepala prodi.
Mendengar kabar itu, Yesti menangis seharian. Ia masih tak percaya perjuangan selama delapan tahun merantau sebentar lagi akan tercapai.
Tangis bahagia itu kembali membasahi wajah Yesti ketika ia selesai mengikuti sidang skripsi dan dinyatakan lulus sebagai sarjana pendidikan.
"Di situ saya nangis seharian. Sampai tidak punya foto, tidak seperti teman mahasiswa lain yang setelah dinyatakan lulus bisa senang-senang. Saya menangis seharian. Puji Tuhan, saya bisa selesai," tutur Yesti.
Ia pun berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukungnya hingga sampai di titik ini.
"Saya berterima kasih kepada orangtua saya. Mereka selalu menghidupkan semangat, menyalakan harapan untuk saya tetap berjuang meraih mimpi dan cita-cita saya," kata Yesti.
Baca juga: Asa Petani Garam di Surabaya, Menjaga Mutu demi Hasilkan Produk Berkualitas
"Majikan saya juga salah satu orang yang menjadi saksi atas perjalanan dan perjuangan saya selama ini. Saya kerja jadi ART sambil pegang laptop, sambil belajar, sambil baca, garap tugas kampus dan lain lain, merekalah saksinya," ucap Yesti.
Rasa bahagia itu mencapai puncaknya setelah Yesti mengikuti prosesi wisuda yang berlangsung di Dyandra Convention Hall, Surabaya, pada 25 September 2021.
Yesti tak pernah menyangka, liku-liku kehidupan telah membawa dirinya menjadi orang yang lebih kuat.
Ia kini hanya bisa berharap, jerih payah dan perjuangan yang dilalui ini bisa mengubah derajat ekonomi keluarga.
"Saya terharu dengan diri saya sendiri. Meski orangtua tidak bisa melihat saya saat wisuda, mereka bangga. Semua ikut bangga dan saya merasa benar-benar bahagia," tutur Yesti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.