Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengketa Lahan PG Jatitujuh Tewaskan 2 Petani, Dedi Mulyadi Minta Bupati Majalengka dan Indramayu Bertemu

Kompas.com - 07/10/2021, 18:43 WIB
Kontributor Majalengka, Mohamad Umar Alwi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAJALENGKA, KOMPAS.com - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menyambangi kediaman dua korban yang meninggal dunia di Majalengka akibat insiden berdarah di lahan tebu PT Rajawali II, Indramayu, Jawa Barat.

Dedi mengatakan, dua pemerintah kabupaten yakni Majalengka dan Indramayu harus segera bertemu untuk  menyelesaikan sengketa lahan berdasarkan administrasi wilayah.

Baca juga: Duka Istri Korban Bentrokan Berdarah Lahan Tebu, Ditinggal Suami Saat Hamil 7 Bulan

"Aspek pemerintah baiknya Bupati Majalengka dengan Bupati Indramayu bertemu kemudian memetakan tata ruangnya, mana wilayah pertanian tebu mana wilayah pertanian sawah," kata Dedi, melalui sambungan selulernya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/10/2021).

Baca juga: 2 Petani Tewas dalam Bentrok Maut di Lahan Tebu, Ini Penjelasan PG Jatitujuh dan Bupati Indramayu

Dedi menjelaskan, meski tanah tersebut sengketa, kehadiran dua pemerintah tersebut dibutuhkan terutama untuk menjalin komunikasi harmonis sebab sengketa tanah tersebut berada di perbatasan antara Majalengka-Indramayu.

"Yang terjadi kemarin kan warga mengerjakan tanah di areal sengketa tidak dijaga aparat keamanan, tapi dijaga oleh warga lagi. Jadi sama halnya warga diadu dengan warga," kata Dedi.

Baca juga: Bentrok Berdarah di Lahan Tebu Majalengka, 2 Tewas, Saksi: Saat Itu Seperti Perang, Kami Diserang, Semua Pekerja Berlarian...

Mengenai permasalahan tersebut, mantan Bupati Purwakarta tersebut akan menemui pimpinan PT Rajawali II Jatitujuh sebab menurutnya konflik ini akan berujung pada penguasaan lahan atau penguasaan tanah oleh sekelompok orang.

"Jadi saya nanti ingin bertemu dengan pak pimpinan pabrik gulanya untuk memetakan masalah ini sehingga tuntas. Tidak boleh lagi ada konflik yang melibatkan masyarakat," kata Dedi.

Baca juga: Tragedi Berdarah di Lahan Tebu Majalengka, 2 Petani Tewas, 7 Orang Jadi Tersangka, 1 di Antaranya Anggota DPRD

 

Anggota DPRD terlibat

Mengenai anggota DPRD yang terlibat dalam insiden bentrok berdarah Selasa (5/10/2021) tersebut, Dedi menyayangkan kepemilikan tanah menjadi isu dimainkan politisi untuk meraih simpati masyarakat.

"Ini kan tanah dijadikan isu politik, karena siapa sih yang enggak mau akan dikasih tanah misalnya begitu. Jadi para politisi jangan memanfaatkan isu itu, apalagi menimbulkan konflik dengan pihak-pihak lain," kata dia.

Sementara itu, General Manager PT Rajawali II Pabrik Gula Jatitujuh, Aziz Romdhon Bachtiar, menerangkan tanah yang menjadi sengketa di Indramayu seluas 6.000 hektar (ha).

Luas tersebut dari keseluruhan tanah Hak Guna Usaha (HGU) milik PT Rajawali II sebesar 12.000 hektar (ha).

Luas keseluruhan tersebut ditanami tebu 9.500 hektar (ha), sebab lainnya digunakan untuk bangunan seperti rumah dan jalan.

"Jadi ada sertifikat HGU nomor 01 Majalengka dan sertifikat HGU nomor 02 Indramayu. Jadi memang secara ilegal mereka ingin menguasai lahan di sebagian besar wilayah Indramayu," kata Aziz, di Majalengka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com