Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri KGPH Puger Meninggal Dunia, Sempat Mimpi Bertemu Pakubuwono XII

Kompas.com - 07/10/2021, 17:59 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Istri Kanjeng Gusti Pengeran Haryo (KGPH) Puger, Sudjirah Al Kenyo Haknyono (RAy Puger) meninggal dunia pada Selasa (5/10/2021).

Almarhumah merupakan menantu dari Pakubuwono XII itu meninggalkan tiga putra dan lima orang cucu.

KGPH Puger mengatakan, sebelum meninggal, istrinya sempat menjalani perawatan di rumah sakit karena kondisi kesehatannya menurun.

"Makannya itu tidak semangat. Akhirnya kondisinya lemah. Setelah dibawa ke rumah sakit ketahuan paru-parunya bermasalah," kata Puger saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/10/2021).

Baca juga: Presiden Jokowi Kirim Karangan Bunga Dukacita Meninggalnya KGPAA Mangkunegara IX

Selama ini, istrinya tidak pernah memiliki riwayat penyakit paru-paru.

Puger juga menerangkan istrinya tiga kali di-swab hasilnya negatif.

"Sebetulnya mau dimasukkan ke ICU mau di-scan. Tapi belum sempat, karena tidak kuat beliau meninggal," terangnya.

Puger menceritakan, istrinya bermimpi bertemu dengan Sinuhun Pakubuwono XII dalam sebuah acara/kegiatan di keraton sebelum meninggal dunia.

Puger kemudian menyampaikan kepada sang istri mimpinya bertemu dengan Pakubuwono XII dalam sebuah acara di keraton merupakan sebuah rezeki.

Semasa hidup, RAy Puger ikut mengurus keraton pada masa pemerintahan Pakubuwono XII.

Setiap ada kegiatan keraton RAy Puger selalu dilibatkan.

"Beliau lama di birokrasi keraton. Sudah puluhan tahun, 30-40 tahun. Seumuran dia sejak kecil menari. Setelah dewasa juga menari Bedhaya," kata dia.

Baca juga: KGPAA Mangkunegara IX Wafat Jumat Dini Hari

Setelah menikah dengan dirinya, terang Puger, istrinya diangkat menjadi carik (sekretaris desa).

Tak berapa lama kemudian diangkat sebagai Bupati Sepuh di Keraton Solo.

"Kalau Sinuhun ada upacara dia yang laporan-laporan. Panggilannya Nyai Mas Tumenggung. Sampai PB XII meninggal beliau ikut mengawal kerata PB XII," kata dia.

Almarhumah dimakamkan di kompleks pemakaman kerabat Keraton Solo, Ki Ageng Henis, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2021) sekitar pukul 13.00 WIB.

Prosesi pemakaman sesuai adat Keraton Solo diiringi ratusan pelayat, kerabat, dan abdi dalem.

Alasan keluarga memakamkan almarhumah di kompleks pemakaman Ki Ageng Henis agar lebih dekat dengan keluarga.

"Karena dia punya jasa di keraton dia bisa diusulkan di Imogiri. Cuma saya sendiri yang terlalu jauh satu, kemudian anak-anaknya ada di Solo. Lebih baik dengan situasi kaya gini situasional lebih baik di Laweyan di bawah (makam) eyang saya," ungkap Puger.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubernur Al Muktabar Tegaskan Bank Banten Punya Performa Baik dan Sehat

Pj Gubernur Al Muktabar Tegaskan Bank Banten Punya Performa Baik dan Sehat

Regional
Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat

Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat

Regional
Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Gubernur Fatoni Ajukan 6 Ranperda Provinsi Sumsel

Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Gubernur Fatoni Ajukan 6 Ranperda Provinsi Sumsel

Regional
Anak Mantan Bupati Sragen Daftar Pilkada 2024: Maju Lewat Demokrat, Lulusan Luar Negeri

Anak Mantan Bupati Sragen Daftar Pilkada 2024: Maju Lewat Demokrat, Lulusan Luar Negeri

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Regional
Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Regional
Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Regional
Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Regional
Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Regional
Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Regional
Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Regional
Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Regional
Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com