BLITAR, KOMPAS.com - Sebanyak sembilan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri yang ada di Kota Blitar sedang disiapkan untuk menjadi kawasan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Langkah itu merupakan bagian dari program uji coba penerapan fase new normal di Kota Blitar yang kini berada di level I PPKM.
Baca juga: Risiko Terbesar Penularan Covid-19, Area Makam Bung Karno di Blitar Masuk Zona Prokes Ketat
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Samsul Hadi mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan 9 SMPN di Kota Blitar sebagai kawasan pendidikan yang menetapkan protokol kesehatan ketat.
"Jadi ini pilot project untuk membangun lingkungan sekolah dengan penetapan protokol kesehatan ketat," ujar Samsul kepada Kompas.com, Kamis (7/10/2021).
Menurut Samsul, program itu disebut sebagai pilot project karena dalam pengertian tertentu dapat dilihat sebagai sebuah fase persiapan menuju new normal dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Samsul mengakui, penggunaan istilah new normal saat ini masih mengandung ambiguitas makna dengan istilah PPKM level 1.
"Tapi intinya kita akan jadikan lingkungan sekolah di 9 SMPN ini untuk menjadi percontohan bagaimana kegiatan pembelajaran di masa pandemi dapat berlangsung," ujarnya.
Baca juga: Warga Bingung Kota Blitar Terapkan PPKM Level 1 atau New Normal, Ini Jawaban Wali Kota
Meski disebut sebagai pilot project menuju fase new normal, kata dia, ketentuan pembelajaran tatap muka (PTM) tetap mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) terbaru Nomor 47 Tahun 2021 serta keputusan bersama empat menteri tentang pelaksanaan PTM.
"Kalau kita mengacu ke Inmendagri dan keputusan bersama 4 menteri, hampir tidak ada bedanya dengan ketentuan PTM pada PPKM Level 2 atau Level 3. Jumlah kehadiran peserta didik dan durasi pembelajaran sama," ujarnya.
Dia merujuk pada ketentuan kehadiran siswa maksimal 50 persen, durasi pembelajaran maksimal 2,5 jam tiap shift, dan jarak duduk antar siswa 1,5 meter.
Baca juga: Epidemiolog Ingatkan Kota Blitar Belum Aman dari Covid-19 meski Terapkan PPKM Level 1
Apa yang membedakan dengan program pilot project, tambahnya, adalah penerapan aplikasi PeduliLindungi.
Samsul mengatakan, seluruh SMPN di Kota Blitar saat ini sudah memiliki QR Code untuk dipasang di pintu masuk menuju kawasan sekolah.
"QR Code sudah ada semua, tinggal pasang saja," ujarnya.
Sehingga hanya siswa dan tenaga pendidik yang sudah divaksin yang diperkenankan masuk ke kawasan sekolah.
Bahkan tamu sekolah pun, kata dia, tidak akan dapat masuk ke kawasan sekolah jika belum pernah divaksin.
Baca juga: Blitar Jadi Satu-satunya Daerah Level 1 PPKM, Ini Harapan Wali Kota
Penerapan aplikasi PeduliLindungi, kata Samsul, akan dapat segera dioperasikan mengingat mayoritas siswa dan guru sudah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.
Menurutnya, 95 persen dari 8.576 siswa SMP di Kota Blitar sudah divaksin.
Sementara untuk tenaga pengajar, sudah hampir semuanya telah divaksin.
Meski demikian, penerapan aplikasi PeduliLindungi bukan hal yang utama dari program pilot project yang diharapkan dapat mulai diberlakukan pekan depan itu.
"Yang utama dari program ini tetap menciptakan kawasan percontohan penerapan protokol kesehatan dengan disiplin yang tinggi. Membangun satu lingkungan belajar yang aman dari Covid-19," ujarnya. *
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.